Rupiah dan IHSG Melemah, Dipengaruhi Eksternal
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin (3/2) sore kembali bergerak melemah sebesar 127 poin menjadi Rp 12.183 dibanding sebelumnya Rp 12.056 per dolar AS. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin ditutup melemah sebesar 32,50 poin dipicu bursa regional yang berada dalam area negatif.
"Faktor eksternal masih menjadi katalis bagi pelemahan mata uang rupiah setelah pengurangan stimulus keuangan the Fed efektif diberlakukan pada Februari ini menjadi 65 miliar dolar AS per bulan," ujar analis pasar uang Bank Mandiri Renny Eka Putri di Jakarta, Senin.
Ia menambahkan, efektifnya pengurangan stimulus the Fed itu memicu investor menarik dananya dari pasar modal dan obligasi di negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia untuk dialihkan ke negara maju yang ekonominya mulai tumbuh. "Jadi mata uang rupiah kembali mengalami tekanan," ucapnya.
Kendati demikian, lanjut dia, data ekonomi Indonesia yang dipublikasikan pada Senin ini dinilai cukup positif sehingga tekanan rupiah masih tertahan.
"Neraca Perdagangan Indonesia pada Desember 2013 mengalami surplus sebesar 1,52 miliar dolar AS. Surplus perdagangan periode itu merupakan yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir setelah surplus 602,6 juta dolar AS pada Desember 2011 lalu. Diharapkan kondisi itu mampu menahan tekanan rupiah," kata Renny.
Sementara itu, lanjut dia, terkait inflasi Januari 2014 yang sebesar 1,07 persen, dinilai masih sejalan dengan ekspektasi pasar.
Ia memperkirakan bahwa pada pekan ini mata uang rupiah akan bergerak di kisaran Rp 12.030-Rp 12.328 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Senin ini (3/2), tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp 12.251 dibanding sebelumnya (30/1) di posisi Rp 12.226 per dolar AS.
IHSG Melemah 32,50 Poin
IHSG BEI ditutup turun sebesar 32,50 poin atau 0,74 persen ke posisi 4.386,26. Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 7,60 poin (1,03 persen) ke level 734,16.
"IHSG ditutup melemah didorong oleh sentimen negatif dari bursa regional. Sentimen regional itu menutup katalis positif dari data inflasi dan neraca perdagangan Indonesia, " kata analis Panin Sekuritas Purwoko Sartono di Jakarta, Senin.
Ia mengemukakan bahwa Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi Januari sebesar 1,07 persen. Sementara neraca perdagangan tercatat surplus 1,52 miliar dolar AS atau jauh lebih baik dari konsensus 729 juta dolar AS.
"Diproyeksikan IHSG BEI akan bergerak `mixed` dengan kecenderungan menguat di kisaran 4.370-4.424 poin pada besok (Selasa, 4/2)," kata dia.
Sementara itu, Analis PT Sinarmas Sekuritas, Christandi Rheza Mihardja memperkirakan indeks BEI akan bergerak berfluktuasi di level 4.372-4.424 poin pada Selasa (4/2).
"Dirilisnya data inflasi dan neraca perdagangan yang lebih baik dari estimasi diperkirakan memengaruhi keputusan Bank Indonesia terhadap acuan suku bunga (BI rate) dan memberikan sentimen yang cukup signifikan terhadap pergerakan pasar," kata dia.
Ia mengemukakan beberapa saham-saham yang dapat diperhatikan pada perdagangan Selasa (4/2) yakni Matahari Putra Prima (MPPA), Wijaya Karya (WIKA), Mitra Adiperkasa (MAPI), Bank Mandiri (BMRI).
Transaksi perdagangan saham di BEI tercatat sebanyak 180.020 kali dengan volume mencapai 3,80 miliar lembar saham senilai Rp 3,76 triliun.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng melemah 106,19 poin (0,48 persen) ke level 22.141,61, indeks Nikkei turun 295,40 poin (1,98 persen) ke level 14.619,13 dan Straits Times melemah 56,98 poin (1,87 persen) ke posisi 3.990,95. (Ant)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...