Rupiah Jumat Sore Menjadi Rp 12.184, IHSG Melemah
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (7/11) sore melemah sebesar 36 poin menjadi Rp 12.184 dibandingkan sebelumnya di penutupan hari Kamis dengan Rp 12.148 per dolar AS.
"Penguatan dolar AS masih didukung oleh sentimen fundamental dari ekonomi Amerika Serikat menyusul beberapa data ekonomi yang dinilai mengalami perbaikan sehingga mendorong pelaku pasar uang cenderung masuk ke instrumen dolar AS," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Zulfirman Basir di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, mata uang dolar AS dinilai masih menarik menyusul data klaim pengangguran AS yang baru dirilis menunjukkan mengalami penurunan, dengan demikian pemulihan ekonomi di Paman Sam itu masih berlanjut.
Di sisi lain, lanjut dia, dolar AS juga terbantu oleh terkoreksinya mata uang Euro setelah bank sentral Eropa (ECB) menegaskan kesiapannya untuk melonggarkan kebijakan moneter lebih lanjut jika dibutuhkan.
Kendati demikian, Zulfirman Basir mengatakan bahwa penguatan dolar AS masih dibatasi oleh antisipasi investor yang bersikap waspada menjelang publikasi data "non-farm payroll" dan tingkat pengangguran AS yang sedianya akan dipublikasikan pada akhir pekan waktu setempat.
"Data itu menjadi salah satu indikator yang dapat turut menentukan seberapa cepat Federal Reserve akan mulai menaikan suku bunganya," katanya.
Dari dalam negeri, lanjut dia, masih cukup kuatnya kabar yang beredar mengenai wacana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebelum awal tahun 2015 menahan laju dolar AS terhadap rupiah lebih tinggi di pasar keuangan dalam negeri.
Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada hari Jumat ini (7/11), tercatat mata uang rupiah bergerak menguat menjadi Rp 12.149 dibandingkan posisi sebelumnya di Rp 12.179 per dolar AS.
IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat ditutup melemah sebesar 46,81 poin atau 0,94 persen ke posisi 4.987,42.
Sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) turun 10,33 poin (1,22 persen) ke level 847,28.
Head of Research Valbury Asia Securities Alfiansyah di Jakarta, Jumat mengatakan bahwa sentimen positif dari bursa saham AS tadi malam tereliminir oleh sentimen dalam negeri menyusul belum adanya kepastian penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sehingga IHSG melemah.
"Sentimen internal lebih memberikan dampak yang lebih besar ketimbang sentimen yang muncul dari eksternal," katanya.
Ia menambahkan bahwa dalam ketidakpastian itu, pemodal cenderung mengambil langkah pelepasan aset karena ketidakpastian kenaikan BBM dapat mempercepat inflasi yang dapat menimbulkan kecemasan pelaku pasar.
Analis HD Capital Yuganur Wijanarko menambahkan bahwa pelaku pasar saham yang tidak sabar menunggu penaikan BBM bersubsidi itu melakukan aksi jual saham.
"Di tengah minimnya sentimen positif, ketidakpastian menjadi sentimen negatif walaupun pergerakan bursa saham eksternal relatif positif," katanya.
Kendati demikian, lanjut dia, pelaku pasar direkomendasikan untuk tetap melakukan akumulasi saham secara selektif.
Tercatat transaksi perdagangan saham di BEI sebanyak 191.404 kali dengan volume mencapai 4,97 miliar lembar saham senilai Rp 4,61 triliun.
Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng melemah 99,07 poin (0,42 persen) ke level 23.550,24, indeks Nikkei NAIK 87,90 poin (0,52 persen) ke level 16.880,38 dan Straits Times melemah 4,57 poin (0,14 persen) ke posisi 3.286,39. (Ant)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...