Rupiah Jumat Sore Terdepresiasi 76 Poin, IHSG Turun 31,92 Poin
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Mata uang rupiah pada Jumat sore (15/11) kembali terdepresiasi sebesar 76 poin terhadap dolar AS seiring dengan kembali khawatirnya pelaku pasar terhadap kinerja Neraca Perdagangan Indonesia (NPI).
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore bergerak melemah sebesar 76 poin menjadi Rp11.622 dibanding posisi sebelumnya (14/11) Rp 11.546 per dolar AS.
Analis Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir di Jakarta, Jumat mengatakan bahwa masih adanya kekhawatiran pelaku pasar uang terhadap kinerja neraca perdagangan Indonesia menahan rupiah untuk kembali berada di positif.
"Investor masih tetap cemas dengan berlanjutnya defisit neraca perdagangan, tingginya inflasi, dan perlambatan ekonomi Indonesia. Kondisi itu kembali menahan rupiah melanjutkan apresiasinya," kata dia.
Menurut dia, sentimen dari pernyataan Wakil Gubernur the Fed Janet Yellen tadi malam yang mengindikasikan bahwa AS tidak akan tergesa-gesa memulai pengurangan stimulus keuangan cenderung mereda.
"Sentimen itu cenderung untuk sementara waktu," kata dia.
Analis Pasar Uang Bank Mandiri, Rully Arya Wisnubroto mengatakan bahwa peluang rupiah kembali menguat masih terbuka menyusul pertumbuhan ekonomi AS yang belum cukup kuat.
"Stimulus keuangan the Fed masih dapat mendorong rupiah menguat," kata dia.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Jumat ini, tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp 11.561 dibanding sebelumnya (14/11) di posisi Rp11.546 per dolar AS.
IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat turun 31,92 poin menyusul pelaku pasar yang mengambil posisi jual saham.
IHSG BEI ditutup turun sebesar 31,92 poin atau 0,73 persen ke posisi 4.335,45. Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 6,83 poin (0,95 persen) ke level 722,07.
Analis PT Anugerah Sekurindo Indah, Bertoni Rio di Jakarta, Jumat mengatakan bahwa pelaku pasar yang merealisasikan keuntungan saham untuk jangka pendek menekan IHSG.
"Pada hari sebelumnya (Kamis, 14/11) indeks BEI mengalami lonjakan, namun pasar saat ini cenderung merealisasikan keuntungannya sehingga menekan IHSG," kata dia.
Ia menambahkan pelaku pasar asing yang kembali melepas sahamnya menambah tekanan bagi indeks BEI. Tercatat jual bersih asing (net sell foreign) mencapai Rp 193 miliar.
Ia juga mengatakan rencana Bank Indonesia yang akan kembali menaikan suku bunganya (BI rate) diperkirakan dapat menambah beban kinerja emiten terutama di sektor perbankan dan properti di kuartal keempat.
Analis HD Capital, yuganur Wijanarko menambahkan pernyataan Bank Indonesia BI bahwa merencanakan untuk kembali menaikan suku bunga acuan (BI rate) mendorong aksi jual pelaku pasar saham.
"Pelaku pasar diharapkan untuk melakukan transaksi untuk jangka pendek," kata dia.
Ia merekomendasikan beberapa saham yang dapat diperhatikan untuk perdagangan awal pekan depan (Senin, 18/11) diantaranya, Aneka tambang (ANTM), Ace Hardware Indonesia (ACES), Harum Energy (HRUM), Astra International (ASII).
Transaksi perdagangan saham di BEI tercatat sebanyak 114.138 kali dengan volume mencapai 4,33 miliar lembar saham senilai Rp4,12 triliun. Efek yang mengalami penguatan sebanyak 79 saham, sebanyak 180 saham melemah, dan yang tidak bergerak nilainya atau stagnan 104 saham.
Bursa regional, diantaranya indeks Hang Seng menguat 383,00 poin (1,69 persen) ke level 23.032,15, indeks Nikkei-225 naik 289,51 poin (1,95 persen) ke level 15.165,92, dan Straits Times menguat 7,25 poin (0,23 persen) ke posisi 3.198,33. (Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...