Rupiah Melemah Hanya ke Dolar, Menguat atas Euro dan Yen
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) memang melemah, namun menguat terhadap Euro dan Yen.
“Yen melemah pada akhir tahun lalu. Melemah sekitar 1,8 persen. Ini artinya rupiah memang lemah terhadap dolar, tetapi menguat terhadap euro dan yen sekitar 11 persen. Jadi fenomena QE (Quantitative Easing) yang dilakukan Bank Sentral Eropa dan ini makin memperlemah yen dan euro terhadap dollar,” kata Deputi Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam konferensi pers keterangan Perkembangan Ekonomi Indonesia 2015, di Gedung Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (10.3).
Selain Perry Warjiyo, dalam keterangan pers tersebut dihadiri Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Hadad, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro.
Perry menjelaskan bahwa ada tiga faktor melemahkan rupiah terhadap dolar AS yakni penguatan dolar AS karena perekonomian AS menguat.
“Kemudian, rencana Bank Sentral AS untuk menentukan The Fed Fund Rate pada triwulan III atau IV menyebabkan dolar menguat terhadap seluruh mata uang dunia. Faktor lainnya adalah penggelontoran injeksi likuidasi moneter Bank Sentral Eropa dari euro,” kata Perry.
Perry menjelaskan QE dari Bank Sentral Jepang ikut memperlemah yen terhadap dolar.
“Jadi ini faktor yang kedua , tahun lalu misalnya yen melemah terhadap dolar sebesar 1,8 persen,” Perry menjelaskan.
Perry mengakhiri penjelasannya dengan mengatakan bahwa Bank Indonesia melakukan langkah-langkah “jemput bola” yakni melakukan pengawasan di tempat penukaran uang, dan memantau stabilitas nilai tukar di tempat penukaran mata uang.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menambahkan bahwa saat ini perekonomian terkendali. Dan, anggaran dari APBN diarahkan ke dalam pengeluaran yang lebih produktif.
“Kondisi keuangan saat ini masih aman dan terkendali, dan tidak perlu ada kekhawatiran seperti 1998,” kata Bambang Brodjonegoro.
Sementara itu Muliaman Haddad mengemukakan di tengah dinamika perekonomian global dan domestik terpantau stabil.
“Pasar saham dan surat utang menguatkan dengan capital inflow yang cukup signifikan jadi di sepanjang 2015 terjadi capital inflow baik di pasar saham dan pasar ekspor,” kata Muliaman.
Editor : Bayu Probo
Program ULD Serap 770 Penyandang Disabilitas
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kementerian Ketenagakerjaan mengungkapkan, hingga Oktober 2024 program Un...