Rupiah Pagi Menguat Menjadi Rp 12.200
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi menguat 62 poin menjadi Rp 12.200 dibanding sebelumnya di posisi Rp 12.262 per dolar AS.
"Dominasi dolar AS sedikit mereda merespon melambatnya data-data manufaktur AS," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Rabu (8/1).
Namun di sisi lain, lanjut dia, data pesanan pabrikan Amerika Serikat menunjukkan kenaikan sehingga sentimen terhadap pasar valas di dalam negeri cukup bervariasi.
"Selain itu, pergerakan rupiah juga akan terimbas sentimen dari kekhawatiran pengurangan stimulus keuangan AS dalam bentuk `quantitative easing` (QE) yang akan dilakukan pada bulan ini," katanya.
Analis Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menambahkan data defisit perdagangan Amerika Serikat yang menyusut serta proyeksi pertumbuhan ekonominya untuk kuartal empat dapat menahan laju mata uang domestik.
"Defisit perdagangan AS menyusut pada bulan November seiring meningkatnya ekspor dan meredanya pertumbuhan impor AS," katanya.
Ia menambahkan pergerakan rupiah juga terbatas menjelang publikasi rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Rabu waktu AS, investor akan terus mencermati seberapa agresif kebijakan the Fed itu.
IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu dibuka menguat 7,74 poin atau 0,19 persen menjadi 4.183,55, sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 1,99 poin (0,29 persen) ke level 696,47 setelah nilai tukar rupiah positif.
"Nilai tukar rupiah yang berada dalam area positif pagi ini serta imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun yang relatif stabil di level 8,9 persen menjadi salah satu pendorong indeks BEI," kata Analis Samuel Sekuritas, Benedictus Agung di Jakarta, Rabu.
Ia menambahkan mayoritas bursa Asia, termasuk indeks BEI pada pagi ini juga dibuka menguat setelah data neraca perdagangan Amerika Serikat yang positif serta pernyataan lembaga dana moneter internasional (IMF) yang dalam waktu dekat akan menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia.
Ia memproyeksikan bahwa beberapa sektor saham yang telah melemah signifikan terutama pertambangan dan minyak sawit mentah (CPO) diperkirakan menguat hari ini.
Analis Reliance Securities, Lanjar Nafi Taulat Ibrahimsyah menambahkan, data perekonomian domestik yang cenderung melambat dapat mempengaruhi investor untuk berhati-hati mengambil keputusan menyambut pengumuman BI rate pada Kamis (9/1).
Namun, lanjut dia, secara teknikal indeks BEI memasuki area jenuh jual (oversold). IHSG diperkirakan berada pada kisaran 4.127--4.200 poin. Sementara saham-saham yang dapat diperhatikan diantaranya Tiga Pilar Sejahtera Food (AISA), Metropolitan Land (MTLA), Sampoerna Agro (SGRO).
Bursa regional, diantaranya indeks Hang Seng menguat 196,87 poin (0,87 persen) ke level 22.909,65, indeks Nikkei naik 168,53 poin (1,07 persen) ke level 15.982,68 dan Straits Times menguat 13,53 poin (0,43 persen) ke posisi 3.134,39. (Ant)
Ketum PGI: Jadilah Pembawa Harapan di Tengah Dunia yang Penu...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Dalam ketidakberdayaan dan solidaritas Allah yang hadir bagi yang kecil, te...