Rupiah Rabu Sore Melemah ke Posisi Rp 12.176
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Mata uang rupiah pada Rabu (18/12) sore kembali melemah ke posisi Rp 12.176 per dolar AS menyusul pelaku pasar uang sedang menanti hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Amerika Serikat.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore bergerak melemah sebesar 58 poin menjadi Rp 12.176 dibanding posisi sebelumnya (17/12) Rp 12.118 per dolar AS.
"Menjelang hasil rapat FOMC mata uang rupiah cenderung melemah, meski demikian fluktuasinya masih stabil, pelaku pasar uang `wait and see`," ujar Analis pasar uang Bank Mandiri, Rully Arya Wisnubroto Jakarta, Rabu.
Ia menambahkan sebagian pelaku pasar uang berspekulasi bahwa bank sentral AS (the Fed) akan melakukan pengurangan stimulus keuangan (tapering off) lebih cepat dari perkiraan.
"Namun, kami dari Bank Mandiri memperkirakan kemungkinan pelaksanaan `tapering` dilakukan pada kuartal I 2014," kata dia.
Ia memproyeksikan, jika the Fed tidak melakukan pengurangan stimulus keuangannya pada tahun ini, mata uang rupiah pada Kamis (19/12) akan bergerak pada kisaran Rp 11.950--Rp 12.150 per dolar AS.
Namun, Rully mengatakan bahwa jika "tapering off" dilakukan pada tahun ini maka mata uang rupiah diproyeksikan tertekan cukup signifikan terhadap dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menambahkan dollar AS cenderung menguat terhadap sebagian mata uang dunia seiring investor menyesuaikan posisi menjelang keputusan the Fed tentang program stimulus keuangnya.
"The Fed kemungkinan akan coba melontarkan sesuatu tentang `tapering`, mayoritas ekonom memperkirakan tapering baru akan dijalankan pada bulan Maret mendatang," kata dia.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Rabu ini, tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp 12.151 dibanding sebelumnya (17/12) di posisi Rp 12.104 per dolar AS.
IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa ditutup menguat sebesar 56,39 poin di tengah spekulasi hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC).
IHSG BEI ditutup naik sebesar 56,39 poin atau 1,35 persen ke posisi 4.182,35. Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 12,67 poin (1,83 persen) ke level 693,65.
"Menjelang rapat FOMC yang berlangsung dua hari yang dimulai pada 17--18 Desember ini mendorong pelaku pasar berspekulasi hasil pertemuan itu terkait dengan `tapering off` sehingga mengangkat sebagian bursa Asia, termasuk IHSG BEI," ujar Analis Anugerah Sekurindo Indah Bertoni Rio di Jakarta, Selasa.
Ia menambahkan, kondisi saham-saham di dalam negeri yang tertekan dalam empat hari terakhir juga menjadi salah satu pendorong pelaku pasar saham domestik kembali mengambil posisi beli.
Ia merekomendasikan beberapa saham yang dapat diperhatikan pada perdagangan besok (Rabu, 18/12), yakni Bank Mandiri (BMRI), Bumi Serpong Damai (BSDE), Alam Sutera Realty (ASRI), dan Bank Negara Indonesia (BBNI).
"Diproyeksikan indeks BEI bergerak pada kisaran Rp4.154--4.205 poin pada Rabu (18/12)," kata dia.
Transaksi perdagangan saham di BEI tercatat sebanyak 127.929 kali dengan volume mencapai 7,51 miliar lembar saham senilai Rp 4,71 triliun. Efek yang mengalami penguatan sebanyak 180 saham, 83 saham melemah, dan yang tidak bergerak atau stagnan 107 saham.
Bursa regional, diantaranya indeks Hang Seng melemah 45,43 poin (0,20 persen) ke level 23.069,23, indeks Nikkei-225 naik 125,72 poin (0,83 persen) ke level 15.278,63 dan Straits Times melemah 12,82 poin (0,41 persen) ke posisi 3.065,02. (Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...