Rupiah Rabu Sore Melemah Tipis ke Posisi Rp 12.221
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (8/1) sore bergerak menguat sebesar 41 poin ke posisi Rp 12.221 dibanding sebelumnya Rp 12.262 per dolar AS.
Analis Pasar Uang Bank Mandiri Ruly Arya Wisnubroto di Jakarta, Rabu, mengatakan nilai tukar rupiah bergerak stabil dengan kecenderungan menguat meski tidak signifikan.
Menurut dia, data Badan Pusat Statisttik (BPS) yang dirilis pada awal Januari lalu masih dinilai positif oleh pelaku pasar, namun di sisi lain akan dilaksanakannya pengurangan stimulus keuangan oleh bank sentral Amerika Serikat (the Fed) membatasi pergerakan rupiah.
"Rupiah masih akan stabil dalam jangka menengah di level Rp 12.050--Rp 12.300 per dolar AS, pergerakan rupiah dibayangi keluarnya dana asing (capital outflow) pada negara-negara berkembang, termasuk Indonesia akibat kebijakan the Fed itu," ujar dia.
Analis Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir menambahkan dari dalam negeri, investor masih terlihat waspada menantikan hasil pertemuan kebijakan moneter dari Bank Indonesia (BI rate) yang akan dilaksanakan pada Kamis (9/1) di tengah perlambatan ekonomi Indonesia dan cukup tingginya inflasi.
Dari eksternal, lanjut dia, investor juga sedang menanti data tenaga kerja Amerika Serikat di akhir pekan mendatang serta seberapa agresif kebijakan pengurangan stimulus akan dijalankan oleh the Fed.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Rabu ini (8/1), tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp 12.229 dibanding sebelumnya (7/1) di posisi Rp 12.262 per dolar AS.
IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu ditutup naik 24,79 poin atau 0,59 persen ke posisi 4.200,59 dan indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 4,51 poin (0,65 persen) ke level 698,98.
Analis HD Capital, Yuganur Wijanarko di Jakarta, Rabu mengatakan pelaku pasar saham cenderung melakukan pembelian secara selektif dengan transaksi jangka pendek sehingga indeks BEI berada di area positif.
"Penguatan indeks BEI juga terimbas dari positifnya bursa saham regional," katanya.
Menurut dia, kenaikan imbal hasil (yield) pada surat utang negara (SUN) dengan tenor 5--10 tahun dari sembilan persen menjadi 9,4 persen dapat membuat pelaku pasar mengambil aksi jual di pasar saham.
Ia merekomendasikan beberapa saham saham yang dapat diperhatikan diantaranya, Bank Mandiri (BMRI), Media Nusantara Citra (MNCN), Ace Hardware Indonesia (ACES), Bumi Serpong Damai (BSDE).
Sementara itu, Analis Sinarmas Sekuritas, Christandi Rheza Mihardja memprediksi perdagangan saham domestik pada Kamis (9/1) akan bergerak menguat di level 4.173-4.230 poin.
"Perdagangan pada hari Kamis akan dipengaruhi oleh data tingkat pengangguran dari Eropa yang diperkirakan stagnan dan hasil pertemuan FOMC bulan Desember 2013," katanya.
Dari dalam negri, lanjut dia, pergerakan pasar saham juga akan dibayangi keputusan tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI rate) serta data cadangan devisa Indonesia.
Transaksi perdagangan saham di BEI tercatat sebanyak 142.201 kali dengan volume mencapai 3,11 miliar lembar saham senilai Rp 3,62 triliun.
Bursa regional, diantaranya indeks Hang Seng menguat 283,81 poin (1,25 persen) ke level 22.996,59, indeks Nikkei naik 307,09 poin (1,94 persen) ke level 16.121,45 dan Straits Times menguat 28,72 poin (0,92 persen) ke posisi 3.149,60. (Ant)
Zelenskyy Bertemu Para Pemimpin Eropa Saat Trump Segera Menj...
BRUSSLES, SATUHARAPAN.COM-Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, bertemu pada hari Rabu (18/12) deng...