Rupiah Selasa Pagi Melemah Sebesar 25 Poin
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (28/1) pagi bergerak melemah sebesar 25 poin menjadi Rp 12.242 dibanding sebelumnya Rp 12.217 per dolar AS.
"Laju rupiah masih memperlihatkan pelemahan setelah sejumlah mata uang negara-negara berkembang kembali mengalami koreksi setelah terimbas aksi jual masif," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Selasa.
Ia mengemukakan bahwa aksi jual nilai tukar rupiah menyusul semakin dekatnya pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) untuk membahas kemungkinan dilakukannya pengurangan stimulus (tappering off).
Di sisi lain, lanjut dia, permintaan mata uang "safe haven" seperti dolar AS meningkat menyusul melambatnya manufaktur China.
"Jika sentimen di pasar seperti saat ini, mata uang dolar AS akan cenderung meningkat terhadap mata uang berisiko, termasuk rupiah," kata dia.
Dari dalam negeri, Reza mengatakan, perkiraan inflasi Januari 2014 yang akan lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya menyusul meluasnya musibah alam akan mendorong pelaku pasar mengalihkan asetnya ke tempat yang lebih aman.
"Inflasi merupakan salah satu indikator yang dilihat pelaku keuangan, kondisi itu turut berpengaruh pada pelemahan laju nilai tukar rupiah," ujar dia.
IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa dibuka melemah sebesar 11,15 poin di tengah pergerakan bursa saham di kawasan Asia yang bervariasi.
IHSG BEI dibuka turun sebesar 11,15 poin atau 0,26 persen ke posisi 4.311,63. Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 2,87 poin (0,40 persen) ke level 719,53.
Head of Research Valbury Asia Securities, Alfiansyah di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa pada pembukaan perdagangan, saham bursa Asia bergerak dengan volatilitas terbatas.
"Ini bisa menjadi sinyalemen bahwa IHSG pun cenderung untuk bergerak `mixed` dengan peluang koreksi yang terbatas," paparnya.
Di sisi lain, lanjut dia, investor mempertimbangkan rencana pengurangan pembelian aset oleh Federal Reserve dan kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi China.
Ia mengatakan bahwa the Fed akan memulai pertemuan kebijakan pada hari Selasa selama dua hari ke depan.
Kekhawatiran pasar bahwa pertemuan the Fed itu akan kembali memangkas jumlah pembelian obligasi bulanan sebesar 10 miliar dolar AS.
Analis Kresna Securities, Etta Rusdiana Putra menambahkan tekanan di pasar saham dipengaruhi juga oleh kekhawatiran laju inflasi domestik yang akan meningkat seiring dengan banjir yang menghambat distribusi barang
"Kami memperkirakan inflasi Januari 2014 berada di kisaran 0,8 persen meningkat dibanding bulan sebelumnya 0,6 pada Desember 2013," kata dia.
Ia memperkirakan bahwa sentimen yang beredar saat ini masih cenderung memicu tekanan pada saham-saham domestik, IHSG akan bergerak di kisaran 4.270-4.360 pada hari Selasa (28/1) ini.
Bursa regional, diantaranya indeks Hang Seng melemah 28,55 poin (0,13 persen) ke level 21.947,55, indeks Nikkei naik 37,01 poin (0,25 persen) ke level 15.043,27 dan Straits Times melemah 0,90 poin (0,3 persen) ke posisi 3.041,52. (Ant)
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...