Rupiah Senin Menguat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Mata uang rupiah terhadap dolar AS pada Senin sore (2/12) terapresiasi menjadi Rp 11.880 per dolar AS setelah pengumuman data inflasi dan neraca perdagangan Indonesia.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore bergerak menguat sebesar 86 poin menjadi Rp 11.880 dibanding posisi sebelumnya (29/11) Rp 11.966 per dolar AS.
Analis pasar uang Bank Himpunan Saudara Ruly Nova di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa hasil data inflasi dan neraca perdagangan yang diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dinilai positif oleh pelaku pasar sehingga nilai tukar rupiah mengalami penguatan.
"Meski demikian, penguatan cenderung masih terbatas menyusul sentimen pengurangan stimulus keuangan the Fed masih membayangi," katanya.
Menurut data BPS, November 2013 tercatat inflasi sebesar 0,12 persen. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-November) 2013 sebesar 7,79 persen dan tingkat inflasi "year on year" (November 2013 terhadap November 2012) sebesar 8,37 persen.
Sementara itu, neraca perdagangan Indonesia Oktober 2013 mengalami surplus sebesar 50 juta dolar AS. Surplus nilai perdagangan Indonesia lebih disebabkan oleh sektor non-migas sebesar 790 juta dolar AS walaupun sektor migas mengalami defisit sebesar 740 juta dolar AS.
Menurut Ruly, sentimen ke depan diperkirakan kembali lagi ke eksternal yakni kebijakan bank sentral AS (the Fed) yang merencanakan untuk memangkas stimulus keuangannya.
"Fluktuasi rupiah diperkirakan masih terjadi, hal itu sebab belum adanya kepastian the Fed," kata dia.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Senin ini, tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp 11.946 dibanding sebelumnya (29/11) di posisi Rp 11.977 per dolar AS.
Pasar Saham Asia Sebagian Besar Berakhir Melemah
Pasar saham Asia sebagian besar berakhir melemah pada Senin, dengan Tokyo dilanda aksi ambil untung, sementara Shanghai jatuh karena ekspektasi China akan memulai penawaran umum perdana di tahun baru, meningkatkan kekhawatiran membanjirnya saham.
Investor secara luas tampak tak tergerak oleh angka optimis yang menunjukkan manufaktur China terus ekspansi pada November.
Tokyo berakhir datar, merayap turun 6,80 poin menjadi 15.655,07, kerugian kedua berturut-turut setelah mencapai dekat tertinggi enam tahun pada Kamis (28/11).
Sydney jatuh 0,76 persen atau 40,5 poin menjadi 5.279,5, merupakan penutupan terendah dalam tujuh minggu dan Seoul kehilangan 0,69 persen atau 14,09 persen menjadi berakhir pada 2.030,78.
Shanghai kehilangan 0,59 persen atau 13,13 poin menjadi 2.207,37 tetapi Hong Kong berakhir naik 0,66 persen, menambahkan 157,26 poin menjadi 24.038,55, tertinggi sejak April 2011.
Ada sedikit pengaruh dari Wall Street, yang ditutup pada Kamis
dan setengah hari pada Jumat untuk liburan Thanksgiving. Indeks Dow dan S&P 500 yang datar sementara indeks Nasdaq naik 0,37 persen.
HSBC mengatakan pada Senin bahwa indeks aktivitas manufaktur di China datang di atas perkiraan untuk November, memberikan harapan bahwa kenaikan ekonomi baru-baru ini dapat berkelanjutan.
Raksasa perbankan mengatakan indeks pembelian manajer (PMI) China duduk di 50,8 pada bulan lalu, yang sementara turun dari 50,9 pada Oktober jauh lebih baik daripada perkiraan awal 50,4 pada 21 November.
Indeks di atas 50 dianggap pertumbuhan dan di bawah 50 menunjukkan kontraksi.
Data datang sehari setelah indeks resmi China datang di 51,4 untuk November, tidak berubah dari Oktober. Angka itu naik dari 51,1 pada September dan tertinggi sejak mencapai 53,3 pada April 2012.
Sentimen positif didorong oleh PMI yang diimbangi oleh harapan China akan segera mencabut larangan penawaran umum perdana selama 13-bulan, saat para investor takut pasar akan melemah.
Beijing pada akhir pekan meluncurkan pedoman tentang perubahan cara perusahaan mencatatkan sahamnya serta aturan baru yang memungkinkan mereka yang sudah tercatat di pasar saham untuk menemukan cara-cara baru guna menghimpun uang tunai.
Perbaikan cetak biru menunjukkan segera dimulainya pasar IPO di negara itu, di mana lebih dari 760 perusahaan mengantre untuk mencatatkan sahamnya. Badan Pengawas Pasar Modal China yang mengeluarkan pedoman, mengatakan perusahaan-perusahaan mungkin mulai mencatatkan sahamnya pada Januari.
Nikkei Jepang jatuh untuk sesi kedua berturut-turut setelah penutupan di dekat tertinggi enam tahun pada Kamis (28/11). Indeks terlihat terus tertekan aksi jual karena investor melakukan ambil untung, sementara yen menguat terhadap dolar.
Dalam perdagangan sore dolar diambil 102,56 yen, terhadap 102,42 yen di New York pada Jumat.
Euro dibeli 1,3601 dolar dan 139,52 yen dibandingkan dengan 1,3590 dolar dan 139,18 yen.
Di pasar minyak, kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate untuk pengiriman Januari, naik 43 sen menjadi 93,15 dolar AS dalam perdagangan sore, sementara minyak mentah Brent untuk Januari naik 37 sen menjadi 110,06 dolar AS.
Emas diambil 1.244,54 dolar AS per ounce pada 08.31 GMT (15.31 WIB) dibandingkan dengan 1.245,50 dolar AS pada Jumat (29/11).
Di Pasar Lain
- Taipei datar, berakhir 7,78 poin lebih tinggi menjadi 8.414,61.
-Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. 0,48 persen lebih rendah pada 104,5 dolar Taiwan sementara Hon Hai Precision naik 0,26 persen menjadi 78,2 dolar Taiwan.
- Wellington datar, merayap turun 2,62 poin menjadi 4.792,33.
- Manila naik 0,23 persen atau 14,55 poin menjadi 6.223,37.
- Philippine Long Distance Telephone naik 0,59 persen menjadi 2.726 peso dan Ayala Corp. 0,85 persen lebih tinggi pada 590 peso, sementara Metropolitan Bank menambahkan 0,57 persen menjadi 79 peso. (AFP/Ant)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...