Rupiah Senin Pagi Melemah Menjadi Rp 11.869
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Senin (15/9) pagi bergerak melemah sebesar 47 poin menjadi Rp 11.869 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 11.822 per dolar AS.
"Indeks dolar AS kembali mengalami kenaikan terhadap mata uang rupiah seiring penguatan data ekonomi Amerika Serikat yang cenderung membaik sehingga mendorong spekulasi tentang kenaikan suku bunganya (Fed rate)," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Senin (15/9).
Sementara itu, nilai tukar mata uang utama dunia lainnya juga masih tertekan terhadap dolar AS. Di sisi lain investor juga sedang menanti pertemuan komite pasar terbuka federal (FOMC) pada pekan ini, diperkirakan Fed akan memangkas kembali besaran "quantitative easing" (QE) bulanannya.
"Selama beberapa bulan terakhir, ekspektasi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang lebih tinggi di semester kedua 2014, dan kemungkinan respons Fed terhadap suku bunga telah menopang pergerakan dolar AS," katanya.
Analis Riset Asosiasi Efek Indonesia (AAEI) Reza Priyambada, menambahkan nilai tukar dolar AS belum beranjak dari tren kenaikannya dan masih membuat sejumlah mata uang negara-negara berkembang, termasuk rupiah, bergerak melemah.
"Minimnya sentimen dari dalam negeri membuat rupiah belum mampu mengimbangi kenaikan lanjutan dari dolar AS," katanya.
Kendati demikian, ia mengatakan pelemahan mata uang rupiah masih dapat ditahan, merespons positif kebijakan Bank Indonesia, yang menahan tingkat suku bunga acuan (BI rate) di level 7,5 persen, yang dinilai masih akan cukup mampu menahan inflasi sebagai akibat dari kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dan harga gas elpiji. (Ant)
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...