Rupiah Senin Sore Melemah Menjadi Rp 12.179
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Senin (6/1) sore bergerak menguat sebesar 50 poin menjadi Rp 12.179 dibanding sebelumnya di posisi Rp 12.229 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Senin mengatakan bahwa mata uang rupiah masih dalam tren pelemahan menyusul pelaku pasar sedang mengantisipasi rencana pemangkasan stimulus keuangan the Fed.
"Notulen rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Desember lalu akan dirilis pekan ini. Pasar akan melihat lebih detail yang menjadi fokus dalam rapat itu dan rencana pemangkasan stimulus selanjutnya," katanya.
Menurut dia, bila terindikasi akan lebih agresif, tentu dolar AS bisa menguat dan tentunya akan menekan instrumen keuangan yang berpasangan dengan mata uang itu.
Selain itu, lanjut dia, pelaku pasar juga sedang mengamati data ekonomi China yang akan dirilis. Data China cukup mempengaruhi pasar keuangan dunia mengingat negara itu sebagai salah satu motor perekonomian global.
"Pekan lalu data aktivitas manufaktur China kurang memuaskan meski masih berada di level ekspansi," katanya.
Meski demikian, lanjut dia, fluktuasi mata uang rupiah terhadap dolar AS masih normal. Data ekonomi Indonesia yang cukup positif menahan tekanan rupiah terhadap dolar AS lebih dalam.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Senin ini (6/1), tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp12.230 dibanding sebelumnya (3/12) di posisi Rp 12.226 per dolar AS.
IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin ditutup turun ke posisi 4.202 poin menyusul langkah pelaku pasar saham yang sedang melakukan kajian pada awal tahun.
IHSG BEI ditutup turun 54,85 poin atau 1,31 persen ke posisi 4.202,81 , sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 9,79 poin (1,40 persen) ke level 699,56.
"Pada awal tahun biasanya pelaku pasar sedang berspekulasi dengan kecenderungan melepas saham, hal itu dilakukan untuk mencari karakter saham-saham domestik," ujar Analis Danareksa Sekuritas Lucky Bayu Purnomo di Jakarta, Senin.
Menurut dia, dalam kondisi itu indeks BEI cenderung bergerak melemah hingga pertengahan Januari. Namun, setelah itu merupakan momentum penguatan bagi indeks BEI.
Lucky menambahkan, bursa saham eksternal yang cenderung berada dalam area negatif juga menjadi salah satu faktor indeks BEI dalam tekanan.
Ia memproyeksikan bahwa IHSG BEI pada Selasa (7/1) akan bergerak di kisaran 4.100-4.200 poin.
Analis HD Capital, Yuganur Wijanarko menambahkan, saham-saham di bursa domestik kembali terkena aksi jual oleh pelaku pasar menyusul potensi perlambatan ekonomi regional Asia.
"Rekomen bagi pelaku pasar untuk melakukan perdagangan untuk jangke pendek," katanya.
Ia merekomendasikan beberapa saham yang dapat diperhatikan pada Selasa (7/1) diantaranya, Telekomunikasi Indonesia (TLKM), Kawasan Industri Jababeka (KIJA), Holcim Indonesia (SMCB), Surya Semesta Internusa (SSIA).
Transaksi perdagangan saham di BEI tercatat sebanyak 140.354 kali dengan volume mencapai 2,65 miliar lembar saham senilai Rp 3,01 triliun.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng melemah 133,13 poin (0,58 persen) ke level 22.684,15, indeks Nikkei turun 382,43 poin (2,35 persen) ke level 15.908,88 dan Straits Times melemah 7,65 poin (0,24 persen) ke posisi 3.123,82. (Ant)
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...