Rusia Buka Koridor Kemanusiaan di Mariupol 5-7 Mei
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Militer Rusia mengatakan akan membuka koridor kemanusiaan untuk evakuasi warga sipil dari pabrik baja Azovstal di kota pelabuhan Mariupol yang terkepung, pada 5,6 dan 7 Mei, kata kantor berita negara TASS melaporkan pada hari Rabu (4/5).
“Angkatan Bersenjata Rusia dari pukul 08:00 hingga 18:00 waktu Moskow (05:00 hingga 15:00 GMT) pada tanggal 5, 6 dan 7 Mei (akan) membuka koridor kemanusiaan dari wilayah pabrik metalurgi Azovstal untuk mengevakuasi warga sipil (personel yang bekerja, perempuan dan anak-anak), yang kehadirannya di fasilitas bawah tanah pabrik sekali lagi diumumkan oleh otoritas Kiev,” kata laporan TASS.
Tentara Rusia mengatakan bahwa selama periode itu mereka akan menghentikan “permusuhan apa pun” dan akan menarik unitnya ke jarak yang aman.
Pertempuran sengit telah berkecamuk di pabrik Azovstal, benteng terakhir perlawanan Ukraina di Mariupol, di mana pejuang terakhir kota itu dan beberapa warga sipil berlindung, menunggu evakuasi.
Sebelumnya, Moskow membantah bahwa pasukannya menyerbu pabrik Azovstal. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan: “Perintah (Presiden Rusia Vladimir Putin) secara terbuka memberikan kepada komandan tertinggi untuk membatalkan serangan itu. Tidak ada penyerangan. Kami melihat dengan Anda bahwa ada kejengkelan yang terkait dengan fakta bahwa militan pergi ke posisi menembak. Upaya ini ditekan dengan sangat cepat,” lapor kantor berita negara TASS.
Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, mengatakan bahwa perlawanan Ukraina tetap ada di pabrik baja Azovstal dan bahwa Mariupol tidak berada di bawah kendali penuh Rusia meskipun ada klaim dari Moskow.
“Terlepas dari semua pernyataan pejabat Rusia bahwa Mariupol berada di bawah kendali penuh mereka, ini tidak benar. Azovstal, kubu pertahanan, kubu terakhir perlawanan Ukraina di Mariupol masih bertahan. Rusia menyerang mereka setiap hari,” katanya.
Editor : Sabar Subekti
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...