Rusia Cium Nuansa Politis Penetapan Meldonium Doping
MOSCOW, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah Rusia percaya ada "nuansa politis" dalam pelarangan penggunaan meldonium obat dalam olahraga oleh Badan Anti Doping Dunia (WADA), menyusul kasus doping yang menimpa petenis putri Rusia, Maria Sharapova.
“Saya pikir ada nada politik, tapi kita harus menemukan apakah keputusan (untuk melarang penggunaan meldonium) dibuat berdasarkan penelitian ilmiah,” kata Wakil Perdana Menteri Rusia Arkady Dvorkovich seperti diberitakan dalam situs berita The Straits Times hari Senin (14/3).
Dvorkovich menyebut saat ini pemerintah Rusia akan menyelidiki apakah hasil tes yang akan dilakukan terhadap beberapa olahragawan Rusia akan mempengaruhi sikap WADA.
Ia menjelaskan aparat penegak hukum Rusia tengah menyelidiki bagaimana meldonium (zat yang ditetapkan WADA sebagai doping) masuk ke tubuh beberapa atlet Rusia.
Dia mengatakan setiap hasil penyelidikan akan menentukan apakah seorang atlet Rusia benar-benar terindikasi doping, atau WADA mendapat provokasi dari pihak-pihak tertentu agar menyudutkan posisi Rusia dalam kancah olahraga.
“Pemerintah akan secara resmi meminta hasil investigasi WADA,” kata Dvorkovich.
Beberapa atlet Rusia sejauh ini, seperti diberitakan The Straits Times, telah terlibat dalam skandal meldonium termasuk dunia petenis putri, Maria Sharapova.
“Rusia sekarang ini dalam sorotan publik olahraga dunia,” kata Dvorkovich.
Menurut situs berita Kanada Canadian Broadcasting Corporation, CBC, Meldonium adalah obat yang diproduksi di Latvia dan populer di negara-negara bekas Uni Soviet untuk memerangi penyakit jantung.
Beberapa atlet lain yang telah dinyatakan WADA terindikasi positif doping yakni atlet balap sepeda Rusia Eduard Vorganov. Selain itu ada atlet seluncur es Eropa, Ekaterina Bobrova.
Presiden WADA, Craig Reedie menjelaskan atlet yang positif mengkonsumsi meldonium akan menghadapi skorsing satu tahun.
Reedie menjelaskan WADA sejak lama melakukan upaya pencegahan terhadap petenis dunia itu, sayang peringatan ini tak diindahkan Sharapova.
Sharapova pun berdalih kalau meldonium yang telah masuk ke tubuhnya selama sepuluh tahun baru diketahui mulai 1 Januari 2016.
Kasus Doping Lain
Dalam kesempatan terpisah, Menteri Olahraga Rusia Vitaly Mutko menanggapi laporan tersebut dengan mengatakan bahwa kemungkinan di Rusia akan banyak kasus doping dalam berbagai cabang olahraga.
Mutko meminta WADA untuk melakukan pembuktian ilmiah bahwa meldonium adalah obat yang dapat menghancurkan daya tahan atlet atau terlarang bagi olahragawan.
Mutko menjelaskan kasus doping lain, perenang putri Rusia, Yana Martynova yang terindikasi positif doping pada bulan Juli 2015, namun kasus tersebut tidak banyak mendapat sorotan publik.
“Saya heran publik dan media mengapa menganggap kasus ini (Yana Martynova, red) sebagai kasus baru,” kata Mutko seperti diberitakan situs olahraga renang, Swimvortex, hari Minggu (13/3).
Mutko mengaku sudah mendapat penjelasan dari Komite Olimpiade Rusia yang menyelidiki kasus Yana Martinova sejak Juli 2015, namun baru diumumkan pada awal 2016.
Menurut catatan Swimvortex, lebih dari tujuh bulan sejak Komite Olimpiade Rusia menyatakan Martinova positif doping dalam sebuah kejuaraan. (evolutionary.org/ straitstimes.com / cbc.ca / swimvortex.com).
Ikuti berita kami di Facebook
Editor : Eben E. Siadari
91 WNI Dievakuasi dari Suriah Tiba di Indonesia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Sebanyak 91 warga negara Indonesia (WNI)pada hari Sabtu (21/12) kembali die...