Rusia Evakuasi 70.000 Warga Sipil Provinsi Kherson Ukraina ke Rusia
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Sedikitnya 70.000 orang telah meninggalkan rumah mereka di provinsi Kherson di selatan Ukraina dalam waktu sepekan, kata seorang pejabat yang ditempatkan di Moskow di wilayah tersebut, hari Rabu (26/10).
"Saya yakin lebih dari 70.000 orang pergi dalam sepekan sejak penyeberangan diatur," kata Vladimir Saldo kepada saluran TV regional, merujuk pada upaya otoritas pro Kremlin di kawasan itu untuk memindahkan penduduk ke daerah yang dikuasai Rusia di perbatasan tepi kiri Sungai Dnipro.
Dia menambahkan bahwa jumlah ini mungkin lebih besar karena orang bisa menggunakan perahu mereka sendiri untuk menyeberangi sungai daripada feri yang terorganisir.
Warga didesak untuk meninggalkan daerah tepi kanan, termasuk kota utama Kherson di kawasan itu, saat pasukan Moskow menghadapi serangan balasan dari pasukan Ukraina.
Kiev telah membandingkan pergerakan orang ini dengan tindakan "deportasi."
Juga pada hari Rabu, Saldo melarang masuk ke area tepi kanan wilayah tersebut untuk jangka waktu tujuh hari “karena situasi tegang di saluran kontak,” menurut sebuah pernyataan di media sosialnya.
Dia juga mengklaim ada “bahaya banjir” dan “penghancuran massal infrastruktur sipil,” dengan mengatakan Kiev sedang mempersiapkan serangan di bendungan Kakhovka yang dikuasai Rusia di Sungai Dnipro.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menuduh Rusia berencana meledakkan fasilitas, yang penting untuk pasokan air Semenanjung Krimea yang dicaplok Moskow, untuk memicu banjir yang menghancurkan. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...