Rusia: Jumlah Kasus COVID-19 Melonjak, Lebih Dari 200.000 Sehari
MOSCOW, SATUHARAPAN.COM-Pihak berwenang Rusia pada hari Jumat (11/2) melaporkan lebih dari 200.000 kasus baru virus corona yang dikonfirmasi, dalam rekor baru yang dipicu oleh penyebaran cepat varian Omicron di tengah tingkat vaksinasi yang rendah dan tidak adanya pembatasan besar untuk orang dewasa.
Gugus tugas virus corona negara bagian menghitung 197.076 infeksi baru selama 24 jam terakhir, sekitar 14.000 lebih banyak dari hari sebelumnya, dan dua kali lipat duapekan lalu. Hari Jumat, kasus baru tercatat sebanyak 203.949, menurut kantor berita TASS.
Gugus tugas juga melaporkan 722 kematian pada hari Jumat, dan hari Kamis sebanyak 701 kematian. Sementara infeksi telah melonjak, kematian harian dalam beberapa pekan terakhir tetap stabil antara sekitar 600 dan 700 orang per hari.
Varian Omicron yang sangat menular menyumbang 60% dari infeksi saat ini, menurut Anna Popova, kepala badan kesehatan masyarakat Rusia, Rospotrebnadzor.
Terlepas dari lonjakan tersebut, para pejabat Rusia telah menolak untuk memberlakukan pembatasan besar apa pun. Apalagi, pemerintah baru-baru ini mencabut pembatasan isolasi mandiri selama tujuh hari bagi mereka yang melakukan kontak dengan pasien COVID-19.
Isolasi wajib bagi mereka yang dites positif virus juga telah dipotong dari 14 menjadi tujuh hari, dan persyaratan untuk memiliki tes negatif untuk mengakhiri isolasi telah dibatalkan.
Rusia hanya memiliki satu kali penguncian, selama enam pekan pada tahun 2020, dan pada Oktober 2021 banyak orang diperintahkan untuk tidak bekerja selama sekitar satu pekan. Namun selain itu, kehidupan di sebagian besar negara tetap normal.
Dalam beberapa pekan terakhir, semakin banyak wilayah Rusia mulai memberlakukan pembatasan bagi mereka yang berusia di bawah 18 tahun, karena para pejabat mencatat bahwa lonjakan saat ini lebih mempengaruhi anak-anak daripada yang sebelumnya.
Di banyak daerah, sekolah telah beralih ke pembelajaran jarak jauh atau liburan diperpanjang untuk siswa. Di St. Petersburg, kota terbesar kedua di Rusia, anak di bawah umur untuk sementara dilarang masuk ke sebagian besar tempat umum.
Rusia mulai memvaksinasi anak-anak berusia 12-17 bulan lalu dengan vaksin Sputnik M yang dikembangkan di dalam negeri. Menurut laporan media dan pengguna media sosial, hanya sejumlah kecil vaksin untuk remaja yang tersedia.
Hanya sekitar setengah dari 146 juta penduduk Rusia yang telah divaksinasi sejauh ini, meskipun negara itu termasuk yang pertama di dunia yang meluncurkan suntikan vaksin COVID-19.
Pihak berwenang Rusia telah melaporkan total lebih dari 13,5 juta kasus virus corona yang dikonfirmasi dalam pandemi dan 338.091 kematian, dan sejauh ini merupakan jumlah kematian tertinggi di Eropa.
Badan statistik negara Rusia Rosstat, yang menggunakan kriteria penghitungan yang lebih luas daripada gugus tugas, menyebutkan jumlah kematian jauh lebih tinggi, dengan mengatakan jumlah kematian terkait virus antara April 2020 dan Desember 2021 sekitar 681.100. (AP/TASS)
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...