Rusia Kirim Tank dan Artileri ke Suriah
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Rusia telah mengirimkan artileri dan tank untuk tujuh pangkalan udara Suriah sebagai bagian dari peningkatan kekuatan militer Rusia di negara yang dilanda perang itu, kata seorang pejabat Amerika Serikat, hari Senin (14/9).
Peningkatan kekuatan militer Rusia di Suriah meningkatkan kekhawatiran di Barat tentang implikasi dari militer Moskow dalam membantu sekutunya, Presiden Suriah, Bashar al-Assad.
Berbicara dengan syarat tidak disebutkan namanya, pejabat AS kepada AFP mengatakan, tank T-90 tiba dalam beberapa hari terakhir, tapi belum dikirim ke luar pangkalan udara di dekat Latakia, di pantai Mediterania, Suriah.
Sementara itu, kantor berita Reuters menyebutkan Rusia diduga membangun sebuah lapangan terbang di Suriah untuk rencana membangun basis operasi udara ke depan. "Kami telah melihat pergerakan orang dan hal-hal yang akan menunjukkan bahwa mereka berencana untuk menggunakan basis yang ada, di selatan Latakia, sebagai dasar operasi udara ke depan," kata juru bicara Pentagon, Kapten Jeff Davis.
Sedangkan kekuatan artileri yang tiba pekan lalu, tampaknya telah dikirim ke sana untuk melindungi fasilitas tersebut. Tidak ada indikasi Rusia telah mengirimkan jet tempur atau helikopter tempur ke Suriah.
"Tampaknya, dan semua indikasi mengarah bahwa (artileri adalah) untuk pertahanan lapangan udara," kata pejabat itu.
Bantuan serius Rusia untuk Assad bisa menyulitkan serangan udara koalisi pimpinan AS melawan jihadis Negara Islam di Suriah. Pejabat pertahanan khawatir tentang kemungkinan insiden jika pesawat koalisi dan Rusia beroperasi di wilayah udara yang sama.
Dua pesawat transport Rusia, disebutkan membawa bantuan kemanusiaan, mendarat di Suriah, pada hari Sabtu, kata media negara Rusia. Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, pekan lalu mengatakan Moskow telah mengirimkan peralatan militer bersama dengan bantuan "sesuai dengan kontrak saat ini."
Pada jumpa pers, juru bicara Pentagon, Kapten Jeff Davis, mengatakan Rusia rupanya mendirikan basis operasi udara di Latakia.
AFP melaporkan pekan lalu bahwa puluhan infanteri angkatan laut Rusia telah tiba di Suriah, bersama dengan dua kapal tangki dan sekitar selusin kendaraan lapis baja pengangkut personel.
Para pejabat Amerika juga mengatakan Rusia telah memasang unit rumah modular yang cukup untuk "ratusan" orang.
"Kami akan menyambut kontribusi Rusia pada upaya global melawan (kelompok IS), tetapi terus mendukung rezim Assad, terutama dalam militer, tidak membantu, dan berrisiko menambahkan ketidakstabilan pada situasi yang sudah tidak stabil," kata Davis.
Lebih dari 240.000 orang telah tewas di Suriah sejak konflik dimulai dengan protes anti-pemerintah pada Maret 2011. Pemerintah telah kehilangan sebagian besar wilayah yang dikuasai pemberontak dan kelompok jihadis seperti kelompok Negara Islam.
Perusahaan Pembuat Ponsel Lipat Pertama Bangkrut
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Royole Technologies, perusahaan yang membuat ponsel lipat pertama di duni...