Loading...
HAM
Penulis: Sabar Subekti 06:13 WIB | Rabu, 05 Juli 2023

Rusia Menyebutkan 700.000 Anak dari Zona Perang Ukraina Telah Berada di Rusia

Inessa bertemu putranya Vitaly setelah bus yang mengantarnya dan belasan anak lainnya kembali dari wilayah yang dikuasai Rusia tiba di Kiev pada 22 Maret 2023. (Foto: dok. AFP)

MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Rusia mengatakan bahwa ada 700.000 anak dari zona konflik Ukraina yang sekarang berada di Rusia. Dan pihak Kiev sebelumnya menuduh Moskow mengorganisir adopsi massal ilegal anak-anak Ukraina setelah memindahkan mereka dari wilayah pendudukan ke Rusia.

Pihak Moskow mengatakan programnya membawa anak-anak dari Ukraina ke wilayah Rusia adalah untuk melindungi anak yatim piatu dan anak-anak terlantar di zona konflik.

Ukraina mengatakan banyak anak telah dideportasi secara ilegal dan Amerika Serikat mengatakan ribuan anak telah dipindahkan secara paksa dari rumah mereka.

Rusia telah membawa sekitar 700.000 anak dari zona konflik di Ukraina ke wilayah Rusia, kata Grigory Karasin, kepala komite internasional di Dewan Federasi, majelis tinggi parlemen Rusia, mengatakan pada hari Minggu (2/7) malam.

“Dalam beberapa tahun terakhir, 700.000 anak telah mengungsi bersama kami, melarikan diri dari pengeboman dan penembakan dari daerah konflik di Ukraina,” tulis Karasin di saluran pesan Telegramnya.

Rusia meluncurkan invasi besar-besaran ke tetangga baratnya Ukraina pada Februari 2022. Moskow mengatakan programnya membawa anak-anak dari Ukraina ke wilayah Rusia adalah untuk melindungi anak yatim dan anak-anak yang ditinggalkan di zona konflik.

Sebagian besar pergerakan orang dan anak-anak terjadi dalam beberapa bulan pertama perang dan sebelum Ukraina memulai serangan balasan utamanya untuk mendapatkan kembali wilayah pendudukan di timur dan selatan pada akhir Agustus.

Pada Juli 2022, Amerika Serikat memperkirakan bahwa Rusia “mendeportasi paksa” 260.000 anak, sementara Kementerian Integrasi Wilayah Pendudukan Ukraina, mengatakan 19.492 anak Ukraina saat ini dianggap dideportasi secara ilegal. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home