Rusia Serang 33 Situs Sipil, Anak-anak di Antara Para Korban
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Rusia telah membom 33 situs sipil dalam serangannya di Ukraina dalam 24 jam terakhir, kata Kementerian Dalam Negeri Ukraina pada hari Jumat (25/2) ketika pasukan Rusia maju ke ibu kota, menurut kantor berita Interfax.
“Rusia mengatakan mereka tidak menyerang objek sipil. Tapi 33 situs sipil telah diserang selama 24 jam terakhir," kata badan tersebut mengutip seorang pejabat di Kementerian Dalam Negeri Ukraina, Vadym Denysenko.
Sebelumnya, Reuters melaporkan bahwa dua anak tewas dari serangan Rusia, mengutip seorang pejabat kementerian dalam negeri Ukraina.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengatakan pada hari Jumat bahwa invasi pasukan Rusia menargetkan wilayah sipil, memuji warga bangsanya atas "kepahlawanan" mereka dan meyakinkan Kiev melakukan "segala yang mungkin" untuk melindungi mereka.
Dia berbicara ketika pasukan Moskow mencapai ibu kota, dengan ledakan terdengar di kota yang digambarkan pemerintah sebagai "serangan roket yang mengerikan."
“Sistem pertahanan udara Ukraina mempertahankan langit kita,” katanya. “Ukraina menunjukkan kepahlawanan.”
“Semua pasukan kami melakukan segala yang mungkin” untuk melindungi orang, tambahnya. Pemimpin Ukraina meminta orang-orang untuk menunjukkan "solidaritas" dan membantu orang tua menemukan tempat berlindung dan "akses ke informasi nyata."
Presiden Ukraina juga menyebut bahwa Putin menargetkan dirinya.
Ibu Kota Kiev Dikepung Tentara Rusia
Rusia pada hari Jumat menekan invasinya ke Ukraina menujupinggiran ibu kota, setelah melancarkan serangan udara di kota-kota dan pangkalan militer serta mengirimkan pasukan dan tank dari tiga sisi. Serangan Rusia diduga dapat mengubah keamanan global pasca Perang Dingin.
Ledakan terdengar sebelum fajar di Kiev dan tembakan dilaporkan di pusat kota ketika para pemimpin Barat menjadwalkan pertemuan darurat, menurut laporan AP. Presiden Ukraina disebutkan memohon bantuan internasional untuk menangkis serangan yang dapat menggulingkan pemerintahannya yang terpilih secara demokratis, menyebabkan korban besar dan menimbulkan kerusakan pada ekonomi global.
Di antara tanda-tanda bahwa ibukota Ukraina semakin terancam, militer mengatakan pada hari Jumat bahwa sekelompok mata-mata dan penyabot Rusia terlihat di sebuah distrik Kiev sekitar lima kilometer utara dari pusat kota. Polisi mengatakan kepada orang-orang untuk tidak keluar dari stasiun kereta bawah tanah di pusat kota karena ada tembakan di daerah itu.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, mengatakan Kiev "bisa jadi dikepung" dalam apa yang diyakini para pejabat AS sebagai upaya berani oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk mempertaruhkan rezimnya sendiri.
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...