Rusia Sesalkan Turki Cabut Status Warisan UNESCO atas Hagia Sophia
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Rusia menyuarakan penyesalan atas keputusan Turki mengubah bangunan ikon Hagia Sophia di Istanbul kembali menjadi masjid, hari Senin (13/7).
Langkah Turki pekan lalu itu mengikuti putusan pengadilan yang mencabut status bangunan itu sebagai museum, dan keputusan tersebut telah memicu kemarahan global. Gereja Ortodoks Rusia juga sudah menyatakan kecewa atas keputusan itu.
Dalam komentar di situs web kementerian luar negeri, juru bicara Maria Zakharova mengatakan Moskow "mencatat dengan menyesal" keputusan Ankara mengenai situs Warisan Dunia UNESCO.
Awalnya bangunan itu adalah sebuah katedral Bizantium, dan telah digunakan sebagai masjid sebelum menjadi museum, yang ditujukan untuk merintis kerja sama keagamaan yang sekarang telah terputus.
Pada hari Jumat, juru bicara Gereja Ortodoks Rusia, Vladimir Legoida, mengatakan "keprihatinan jutaan orang Kristen tidak didengar" oleh pihak berwenang Turki.
Komentar Zakharova disampaikan setelah Wakil Menteri Luar Negeri, Sergei Vershinin, mengatakan kepada wartawan bahwa Moskow memandang langkah itu sebagai "urusan internal Turki di mana kami dan orang lain tidak boleh ikut campur."
Hagia Sophia dibangun sebagai katedral selama kekaisaran Bizantium tetapi diubah menjadi masjid setelah penaklukan oleh Ottoman atas Konstantinopel pada tahun 1453.
Ini akan dibuka kembali bulan ini untuk ibadah Muslim sebagai masjid setelah hampir sembilan dekade sebagai museum.
Zakharova mengatakan bahwa sebagai museum, "tempat suci bagi semua agama Kristen" telah menjadi "simbol perdamaian dan persatuan antar agama." Moskow mengandalkan manajemen Hagia Sophia untuk "sepenuhnya mematuhi statusnya sebagai situs warisan dunia UNESCO," katanya.
"Kami mengharapkan keputusan apa pun tentang ini untuk memperhitungkan signifikansi uniknya bagi orang percaya di seluruh dunia." (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...