Rusia Tolak Opsi Militer untuk Kendalikan Korut
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Rusia pada hari Jumat (28/4) memperingatkan di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa opsi militer untuk mengatasi ancaman program nuklir dan balistik Korea Utara “sama sekali tidak dapat diterima” dan berisiko menimbulkan “malapetaka.”
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Gennady Gatilov, mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa usulan Tiongkok untuk memulai kembali perundingan dengan Korea Utara harus ditinjau secara serius dan bahwa sanksi saja tidak akan berhasil.
Korea Utara “beroperasi sendiri dengan cara yang tidak tepat,” kata Gatilov kepada dewan tersebut.
“Di saat yang sama, opsi penggunaan kekuatan sama sekali tidak dapat diterima dan berisiko menimbulkan malapetaka.”
Dewan Keamanan mengadakan pertemuan untuk berusaha menyetujui respons global terhadap Korea Utara yang menurut Amerika Serikat harus meliputi upaya Tiongkok untuk meningkatkan tekanan pada sekutunya Pyongyang.
Korea Utara berusaha mengembangkan rudal jarak jauh yang mampu menyerang daratan Amerika Serikat dengan hulu ledak nuklir, dan sejauh ini telah mengadakan lima uji atom, dua di antaranya tahun lalu.
Gatilov mengatakan, peningkatan retorika dan “unjuk kekuatan militer yang ceroboh” terhadap Korea Utara dapat menyebabkan kesalahan melangkah yang akan menimbulkan dampak yang mengerikan.
Usulan Tiongkok untuk membekukan program militer Korea Utara dengan imbalan penghentian latihan militer AS-Korea Selatan adalah “gagasan yang perlu diperhatikan dengan serius,” kata Gatilov.
Amerika Serikat menentang usulan Tiongkok dan menegaskan bahwa Korea Utara pertama-tama harus mengambil langkah untuk menunjukkan bahwa mereka siap untuk menghentikan program militernya. (AFP)
Editor : Melki Pangaribuan
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...