Rusia: Wilayah Kherson Ukraina Akan Gelar Referendum Bergabung dengan Rusia
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Pejabat Rusia di wilayah Kherson Ukraina mengatakan mereka telah memutuskan untuk mengadakan referendum untuk bergabung dengan Rusia, kepala separatis wilayah itu mengatakan pada hari Selasa (20/9).
Dalam sebuah posting di aplikasi perpesanan Telegram, Vladimir Saldo, kepala Kherson yang ditunjuk oleh Rusia, mengatakan dia berharap Kherson akan menjadi “bagian dari Rusia, subjek yang lengkap dari negara bersatu.”
Pasukan Rusia menguasai sekitar 95 persen wilayah Kherson Ukraina di selatan negara itu. Namun Saldo tidak menyebutkan tanggal untuk pemungutan suara yang diusulkan.
Pejabat di beberapa bagian Ukraina yang dikendalikan oleh pasukan Rusia, termasuk dua wilayah Donbas yang didukung Rusia yang memisahkan diri, Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk (DPR dan LPR), telah meningkatkan persiapan untuk pemungutan suara yang telah lama dibahas untuk bergabung dengan Rusia pekan ini dalam sebuah gerakan terkoordinasi.
Saldo mengatakan Kherson bergabung dengan Rusia akan “mengamankan wilayah kami” dan menjadi “kemenangan keadilan sejarah.”
“Saya yakin bahwa kepemimpinan Rusia akan menerima hasil referendum,” tambahnya. Kremlin telah berulang kali mengatakan bahwa masalah ini adalah masalah yang harus diputuskan oleh pejabat lokal Rusia dan warga di wilayah tersebut.
Pernyataan Saldo menggemakan yang dibuat oleh sekutu Kremlin dan mantan Presiden Dmitry Medvedev sebelumnya pada hari Selasa di mana ia menyerukan Kremlin untuk membiarkan separatis bergabung dengan Rusia.
Tak lama setelah pengumuman Saldo tentang rencana pemungutan suara di Kherson, kepala parlemen Rusia mengatakan dia akan mendukung kawasan yang bergabung dengan Rusia.
“Hari ini, kita perlu mendukung republik-republik yang dengannya kita telah menandatangani perjanjian bantuan timbal balik,” kata juru bicara Duma Rusia, Vyacheslav Volodin, merujuk pada perjanjian yang ditandatangani antara Moskow dan DPR dan LPR yang membuka jalan bagi Kremlin untuk mengirim puluhan ribu orang pasukan ke Ukraina pada bulan Februari. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...