Saad Hariri: Hizbullah Harus Serahkan Orang Yang Bertanggung Jawab Atas Serangan Teror 2005
DEN HAAG, SATUHARAPAN.COM-Mantan Perdana Menteri Lebanon, Saad Hariri, meminta Hizbullah untuk menyerahkan pria yang dianggap bertanggung jawab atas pembunuhan ayahnya tahun 2005, Rafik, tak lama setelah pengadilan yang didukung PBB mengatakan seorang komandan dari kelompok yang didukung Iran bertanggung jawab atas pembunuhan itu.
“(Pengadilan Khusus untuk Lebanon) membuktikan bahwa salah satu komandan Hizbullah yang melakukan operasi tersebut,” kata Hariri mengatakan dikutip Al Arabiya, hari Selasa (18/). Hariri datang ke Den Haag, Belanda, terkait pengadilan ini.
Hariri mengatakan bahwa sejak ayahnya terbunuh, "kami menginginkan keadilan, dan kami meminta ini, Ayyash, untuk diserahkan ke pengadilan internasional." Salim Jamil Ayyash, didakwa melakukan serangan teroris dengan alat peledak, pembunuhan yang disengaja terhadap Hariri dan 21 korban lainnya, dan percobaan pembunuhan yang disengaja terhadap 226 orang lain.
Para hakim mencatat bahwa Ayyash memiliki afiliasi dengan Hizbullah dan bahwa semua tertuduh adalah pendukung kelompok tersebut, tetapi putusan tidak secara langsung menunjukkan tanggung jawab Hizbullah dalam serangan itu. Tiga terdakwa lainnya dinyatakan sebagai kaki tangan dalam aksi tersebut.
Terdakwa kelima, Mustafa Amine Badreddine, seorang komandan Hizbullah, meninggal pada tahun 2016 dan kemudian dikeluarkan dari kasus tersebut.
Pengadilan menemukan bahwa ada cukup bukti untuk menghukum Ayyash. “Hizbullah perlu tahu bahwa mereka (bertanggung jawab) atas kejahatan ini. Dan tertuduh harus diserahkan,” kata Hariri.
Beberapa warga Lebanon, termasuk korban serangan teror itu menunggu 15 tahun untuk keadilan, menyuarakan ketidakpercayaan atas putusan yang membebaskan tiga anggota Hizbullah lainnya dan tidak menemukan bukti keterlibatan kepemimpinan Hizbullah atau pemerintah Suriah.
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...