Saga Rambat, Gulma Berkhasiat Obat
SATUHARAPAN.COM – Tumbuhan merambat ini dikategorikan tanaman obat, dan banyak ditanam di pot atau di halaman. Orang menyebutnya saga rambat, saga telik, atau saga areuy. Dan, penamaan saga itu, kadang-kadang membuatnya rancu dengan saga pohon (Adenanthera pavonina).
Saga rambat yang berbiji jingga kemerahan ini memiliki nama ilmiah Abrus precatorius, Linn., dan secara tradisional cukup populer dikenal sebagai tumbuhan obat antisariawan.
Mengutip tulisan Sarmoko di ccrc.farmasi.ugm.ac.id, saga rambat adalah tumbuhan berdaun majemuk, berbentuk bulat telur, serta berukuran kecil-kecil. Daun saga bersirip ganjil dan memiliki rasa agak manis.
Bunganya berwarna ungu muda dengan bentuk menyerupai kupu-kupu, dalam tandan bunga.
Saga mempunyai buah polong berisi biji-biji yang berwarna merah dengan titik hitam mengkilat dan licin. Bijinya beracun, dan mirip dengan racun jarak pohon (ricin). Namun, di Tiongkok biji ini kadang-kadang dijadikan perhiasan sebagai lambang kasih sayang.
Saga rambat, mengutip dari Wikipedia, adalah tumbuhan asli India, yang kemudian menyebar ke wilayah tropis dan subtropis di seluruh dunia. Saga rambat berakar sangat kuat, yang membuatnya sulit dicabut. Sifat bertumbuhan itu membuatnya berkembang menjadi tumbuhan gulma yang sangat invasif di banyak negara. Pada akhir abad ke-20, saga rambat dideklaraskan sebagai gulma di negara-negara seperti Belize, Kepulauan Karibia, Hawaii, Polinesia, dan sebagian wilayah di Amerika Serikat, seperti di Negara Bagian Florida.
Saga tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah sampai dengan ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut.
Di daerah asalnya, saga rambat dikenal dengan aneka nama lokal, di antaranya gumchi atau chanothi (Gujarat), latumoni (Assam), kunch, koonch (Bengali), rati, gaungchi, gunchi, gunja (Hindi), gulaganji (Kannada), shangir (Kashmir), gunj (Marathi), kunni, kunnikkuru (Malayalam), gunja (Sanskrit), chirmi (Rajasthani).
Dalam bahasa Inggris, mengutip dari Wikipedia, tumbuhan ini dikenal dengan nama jequirity, crab's eye, rosary pea, precatory pea atau precatory bean, John Crow Bead, Indian licorice, atau gidee gidee.
Di daerah penyebarannya, saga rambat dikenal dengan aneka nama, seperti gunchi, chashami-khurosa (Persia), ratigedi (Nepal), gundumani atau kundumani (Tamil), avrus (Ibrani), saga-saga, saganamin (Tagalog), atau Jumbie bead di Trinidad and Tobago. Sementara, di Indonesia, mengutip dari buku Obat Asli Indonesia (1967) karya Dr A Seno Sastroamidjojo, selain dikenal dengan nama saga, saga telik, atau saga areuy, juga dikenal dengan nama saga leutik, saga cai, piling-piling, atau ghak-saghakan lalek.
Manfaat dan Khasiat Saga Rambat
Biji saga rambat yang cantik warnanya, dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan di beberapa negara. Di Trinidad and Tobago, juga di negara-negara Karibia, biji saga dimanfaatkan sebagai hiasan gelang.
Biji saga rambat yang beracun, secara tradisional juga dimanfaatkan sebagai obat di kalangan warga Siddhar, Tamil. Biji saga itu dimurnikan terlebih dulu dengan cara direbus dengan susu.
Wikipedia menyebutkan di beberapa wilayah, termasuk menurut tradisi pengobatan di Siddha, daun saga secara tradisional dimanfaatkan untuk meredakan batuk. Beberapa tangkai daun segar direndam dalam air mendidih, kemudian disaring dan diminum setelah dingin. Saga rambat juga sejak lama dimanfaatkan dalam tradisi pengobatan Ayurveda di India.
Mengutip ccrc.farmasi.ugm.ac.id, saga rambat juga berkhasiat sebagai obat sariawan, selain obat batuk dan obat radang tenggorokan. Buku Rangkuman Fungsi dan Khasiat Tanaman Indonesia yang dikeluarkan Merapi Farma Herbal, menambahkan saga rambat juga dimanfaatkan sebagai obat sakit kuning.
Daun maupun akar saga rambat mengandung protein, vitamin A,B1, B6, C, kalsium oksalat, glisirizin, flisirizinat, polygalacturomic acid, dan pentosan. Daun, batang, dan biji, mengandung saponin dan flavonoid. Batangnya mengandung polifenol. Biji saga rambat mengandung tannin, sementara akarnya mengandung alkaloid, saponin, dan polifenol.
Kandungan kimia saga rambat adalah adalah luteolin, Isoorientin, L-Abrine, Precatorin I, II, III, Abruquinone D, E, F, Abrussaponin I, II.
Penelitian terus dilakukan untuk menggali potensi saga rambat. Ekstrak etanolnya, disebutkan bersifat antioksidan, antiinflamasi, dan terbukti potensial analgesik bagi hewan percobaan.
Berbagai hasil penelitian terus dilakukan untuk menggali lebih dalam potensi saga rambat dalam bidang pengobatan, termasuk di lembaga Cancer Chemoprevention Research Center (CCRC), Farmasi UGM, seperti dapat dibaca di situs ccrc.farmasi.ugm.ac.id, yang memasukkan tumbuhan ini ke dalam ensiklopedia tanaman antikanker.
Editor : Sotyati
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...