Saham Shanghai Berakhir Turun Lebih Dari Enam Persen
SHANGHAI, SATUHARAPAN.COM - Saham-saham Shanghai ditutup melemah lebih dari enam persen pada Selasa, penurunan terbesar dalam tiga minggu, karena kekhawatiran luas atas pelambatan ekonomi domestik dan komitmen pemerintah untuk menopang saham, kata para analis.
Indeks komposit Shanghai merosot 6,15 persen atau 245,51 poin menjadi berakhir di 3.748,16 dengan nilai transaksi sebesar 722,5 miliar yuan (112,9 miliar dolar AS).
Ini adalah penurunan terbesar satu hari sejak 27 Juli ketika indeks Shanghai anjlok 8,48 persen -- penurunan terbesar dalam delapan tahun terakhir.
Indeks komposit Shenzhen, yang melacak saham-saham di bursa kedua Tiongkok, berakhir turun 6,58 persen atau 153,07 poin menjadi 2.174,42 dengan nilai transaksi 667,3 miliar yuan.
"Pasar tidak memiliki momentum untuk naik. Tidak ada berita positif yang besar," kata Shen Zhengyang, seorang analis di Northeast Securities, Selasa (18/8).
"Dalam jangka pendek, pasar akan berfluktuasi di sisi yang lemah," katanya.
Indeks Shanghai sempat menembus tingkat di atas 4.000 poin pada Selasa, namun gagal bertahan di atas batas simbolik itu.
Sebuah pelambatan ekonomi dan devaluasi mata uang mengejutkan pekan lalu telah menekan sentimen, meskipun regulator pasar pada Jumat berjanji akan terus menstabilkan harga saham selama beberapa tahun.
Beberapa investor juga berspekulasi bahwa meningkatnya pasar properti bisa menurunkan kemungkinan untuk stimulus ekonomi lebih lanjut.
"Tingkat 4.000-poin adalah batas atas sementara yang sekarang sulit untuk diterobos, kecuali ada beberapa katalis seperti dukungan pemerintah lebih lanjut untuk ekuitas atau keluar dari posisi terendah ekonomi," Wei Wei, seorang analis Huaxi Securities, mengatakan kepada Bloomberg News.
Badan Pengawas Pasar Modal Tiongkok (CSRC) pada Jumat mengatakan bahwa China Securities Finance Corp. (CSF) yang didukung negara, yang bertugas membeli saham atas nama pemerintah, akan memiliki peran jangka panjang.
Setelah kejatuhan pasar pada pertengahan Juni, pemerintah bergerak untuk menopang saham-saham dengan membatasi investor "besar" menjual saham mereka dan menindak "short-selling" - sebuah spekulasi harga akan bergerak lebih rendah -- di antara beberapa kebijakannya. (Ant/AFP)
Editor : Eben E. Siadari
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...