Sampah atau Harta Berharga?
SATUHARAPAN.COM – WALL•E adalah film animasi yang pernah tayang di bioskop pada pertengahan 2008. Film itu berkisah tentang sebuah robot yang bernama WALL•E yang ditugaskan untuk membersihkan bumi dari sampah menggunung yang hampir memenuhi bumi, sementara manusia untuk sementara waktu diungsikan ke planet lain.
Ada satu adegan yang masih terus menjadi pesan bagi saya hingga kini, yaitu ketika WALL•E memilah dan memilih sampah. Yang dianggap berguna oleh WALL•E akan dimasukkan ke dalam sebuah kotak, yang tidak berguna akan dikumpulkan untuk dipadatkan menjadi padatan sampah.
Saat menemukan pakaian dalam wanita, WALL•E memasukkannya ke dalam kotak berharganya. Dan ketika menemukan kotak kecil, yang berisi cincin permata, WALL•E mengambil kotak kecil itu dan membuang cincinnya. ”Ah robot bodoh,” kata saya dalam hati.
Kadang, saya pun tak lebih cerdas dari WALL•E, Si Robot Pembersih. Saya senang mengoleksi buku, senang membaca banyak hal, tetapi hanya sedikit yang benar-benar bermanfaat. Bahkan, jika ditilik lebih serius, buku yang saya beli, bacaan yang saya lahap, bukanlah makanan bernutrisi.
Saya senang melakukan banyak hal, menyibukkan diri, dan menghabiskan waktu dengan melakukan berbagai aktivitas. Tetapi, jika dievaluasi itu bukanlah kegiatan yang seharusnya saya lakukan. Kisah WALL•E mengingatkan saya untuk memeriksa diri, apakah yang saya kerjakan merupakan sesuatu yang dimandatkan Tuhan kepada saya? Apakah raihan yang saya sudah capai adalah permata, sesuatu yang berharga, atau hanya sampah? Bagaimana dengan Anda?
email: inspirasi@satuharapan.com
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...