Santri Bisa Jadi Duta Lawan Propaganda Radikalisme
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Guru besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Prof Dr Ahmad Satori Ismail, mengatakan santri bisa menjadi duta pemerintah dalam melawan propaganda radikalisme dan terorisme termasuk di dunia maya.
Selama digembleng di pesantren, santri mendapatkan pelajaran agama yang utuh, tidak hanya masalah ibadah, tapi juga akidah, akhlak, ekonomi, budaya, dan sosial.
"Latar belakang itu akan membuat peran santri dalam meluruskan paham radikal terorisme akan lebih efektif," kata Ahmad di Jakarta, hari Rabu (19/10).
Dengan pengetahuan yang dimilikinya, menurut Ahmad Satori, santri bisa menebarkan hadis yang indah dan bagus, serta ayat-ayat Alquran yang lengkap.
Dengan demikian, lanjut pengasuh sejumlah pesantren di Jawa Barat dan Banten itu, orang yang mengakses internet untuk mencari informasi keagamaan akan memperoleh pelajaran Islam yang baik.
"Seandainya dalam sehari, satu santri memposting satu ayat, satu hadis, perilaku Rasulullah SAW yang indah itu pasti bermanfaat bagi umat agar tidak terkena virus dari kelompok radikal terorisme," katanya.
Dia menambahkan, seseorang yang tidak memiliki pemahaman agama yang utuh bisa terperosok melakukan perbuatan anarkis, teroris, serta perbuatan tidak toleran lain apabila memperoleh informasi dari web dan akun tertentu yang mereka anggap benar, walau sebenarnya salah.
"Maka kewajiban para ulama dan ustaz, bagaimana menampilkan Islam secara utuh dan menyampaikan ajaran Islam seperti yang dibawa Rasulullah SAW, indah, lembut, dan penuh dengan kasih sayang," katanya. (Ant)
Editor : Sotyati
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...