Sarwono: Gus Dur Miliki Gagasan Kemaritiman yang Besar
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) memiliki gagasan kemaritiman yang besar. “Gus Dur ingin laut sebagai masa depan Indonesia” kata Sarwono Kusumaatmadja, mantan menteri eksplorasi kelautan dan perikanan (sekarang jabatan itu bernama menteri kelautan dan perikanan) di era Gus Dur dalam diskusi bertema “Gus Dur dan Gagasan Negara Maritim” di Wahid Institute, Jakarta Pusat, hari Jumat (7/11) malam.
Kementerian Kelautan dan Perikanan yang dibentuk pada masa pemerintahan Gus Dur, merupakan bukti visi kemaritiman Gus Dur.
“Kementerian Kelautan dibentuk Gus Dur, agar laut menjadi sumber daya utama Indonesia. Parameter keberhasilan kementerian ini adalah meningkatnya konsumsi ikan per kapita dan volume ekspor produk perikanan. Sementara di bidang kemaritiman, Gus Dur ingin maritim sebagai instrumen tegaknya kedaulatan Indonesia agar dihormati bangsa lain,” ujar Sarwono.
Sarwono membedakan konsep kelautan dan kemaritiman. Kelautan menurutnya, berhubungan dengan sumber daya alam di laut, seperti perikanan dan budi daya rumput laut. Sementara kemaritiman berhubungan dengan segala kegiatan yang ada di atas laut, seperti perkapalan dan kegiatan pelabuhan.
Ia mengakui Gus Dur memiliki kepedulian terhadap masalah kemaritiman sejak sebelum menjabat sebagai presiden. “Pada tahun 1984 sepulang studi di Timur Tengah, Gus Dur sering mampir kantor pusat Partai Golkar untuk mendiskusikan masalah kemaritiman dengan Sudharmono (ketua umum Partai Golkar saat itu). Kebetulan Sudharmono merupakan sahabat karib Gus Dur,” terang Sarwono.
Menjadi menteri eksplorasi kelautan dan perikanan merupakan sesuatu yang tidak disangka oleh Sarwono. “Tahun 1999 ketika Gus Dur menjabat sebagai presiden, saya mendapat telepon dari Akbar Tanjung, bahwa saya menjabat menjadi menteri. Ketika saya menyalakan televisi, saya melihat Megawati Soekarnoputri (saat itu menjabat sebagai wakil presiden mendampingi Gus Dur) mengumumkan nama saya sebagai menteri eksplorasi kelautan dan perikanan. Padahal saat itu saya sedang menyelesaikan studi doktoral,” kata Sarwono.
“Saya teringat omongan Gus Dur pada tahun 1984. suatu saat saya (Gus Dur) akan menjadi presiden, dan kamu (Sarwono Kusumaatmaja) pasti saya angkat menjadi menteri kelautan, dan ternyata omongan tersebut terbukti,” tambah Sarwono.
Suka Duka Pembentukan Kementerian Kelautan di Era Gus Dur
Indonesia baru memiliki kementerian kelautan pada masa pemerintahan Gus Dur. Sarwono mengenang kesulitan menjalani tugasnya sebagai menteri kelautan, mulai dari rumitnya birokrasi yang menangani masalah kelautan hingga kesulitan mencari tempat kementerian kelautan berkantor.
“Sebagai kementerian yang baru dibentuk, tentu saja kami belum memiliki kantor tetap. Saya ingat Arifin Panigoro, kawan saya memiliki banyak rumah yang tak terpakai. Saya pinjam saja salah satu rumah Arifin di Kebayoran Baru sebagai kantor Kementerian Eksplorasi Kelautan dan Perikanan,” kata Sarwono.
Sarwono mengatakan suasana kantor kementerian kelautan masih sederhana, segala peralatan kantor merupakan pinjaman atau sumbangan rekan-rekannya. “Saya sempat mencari pinjaman kursi lipat dan komputer kepada rekan-rekan saya, untuk keperluan operasional kantor,” kata Sarwono.
“Suatu saat diplomat Tiongkok berkunjung ke kantor kementerian yang masih sederhana. Ia mengatakan duta besar (dubes) Tiongkok akan berkunjung ke kantor kementerian kelautan untuk berdiskusi masalah kelautan. Saya bilang ke diplomat itu, silakan datang ke kantor saya asalkan dubes mau duduk di kursi lipat, lantas diplomat itu hanya tersenyum,” tambahnya.
“Tiga hari kemudian datang satu truk dari Kedubes Tiongkok membawa perabotan, sofa dan meja, untuk dipinjamkan kepada kementerian kelautan. Keesokan harinya dubes Tiongkok datang ke kantor kami dan berujar : perasaan saya pernah lihat sofa dan meja ini,” kenang Sarwono.
Sarwono mengingat ada dua prestasi yang diraih Kementerian Eksplorasi Kelautan dan Perikanan yang dipimpinnya. Pertama, penangkapan 49 kapal Thailand di Pulau Sabang, Aceh karena terbukti melakukan tindakan penangkapan ikan ilegal. Kedua, memperbaiki administrasi penyitaan kapal dengan menjual kapal sitaan kepada perusahaan swasta, dengan syarat perusahan itu terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
Peserta diskusi larut dan antusias mendengarkan pengalaman Sarwono Kusumaatmadja menjabat menteri di era Gus Dur. Diskusi hari Jumat (7/11) merupakan bagian dari Forum Jumat yang diselenggarakan oleh Wahid Institute, menghadirkan pembicara yang mengkaji berbagai pemikiran Gus Dur yang diadakan tiap hari Jumat. Diskusi terbuka untuk umum dan gratis.
Editor : Eben Ezer Siadari
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...