Satelit Deteksi 63 Titik Panas di Sumatera
PEKANBARU, SATUHARAPAN.COM - Satelit milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mendeteksi 63 titik panas di daratan Sumatera dengan tingkat kepercayaan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) lebih dari 50 persen.
Kepala Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru Sugarin di Pekanbaru, hari Jumat (16/9), menyebut jumlah titik panas itu meningkat drastis dibanding hari sebelumnya, Kamis (15/9) dengan total 14 titik.
"Pukul 6.00 WIB pagi ini, satelit deteksi 63 titik panas berada di Sumatera dengan wilayah penyebaran pada delapan provinsi dari total 10 provinsi di pulau terbesar ketiga di Indonesia itu," ucapnya.
Wilayah daratan di Riau masih merupakan konsentrasi titik panas karena pantauan satelit menunjukkan lebih dari 49 persen atau 31 titik ditemukan di provinsi tersebut.
Lalu Sumatera Selatan dengan 15 titik panas, diikuti Sumatera Utara lima titik, Bengkulu, Jambi dan Lampung masing-masing memiliki tiga titik, Sumatera Barat dua titik serta Bangka Belitung satu titik.
"Ini sebaran titik panas di Sumatera berdasarkan data Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), setelah satelit baik Terra maupun Aqua melakukan pantauan dengan sensor modis," katanya.
Sugarin menambahkan ke-31 titik panas di Riau tersebar pada tujuh dari total 12 kabupaten/kota yakni Pelalawan dan Rokan Hulu masing-masing terdeteksi tujuh titik.
Lalu di Siak terpantau satelit enam titik panas, Dumai dan Kampar terpantau sama-sama memberi empat titik, Rokan Hilir terdapat dua titik dan Kuantan Singingi satu titik.
Terdapat empat kabupaten terdeteksi oleh satelit dengan sembilan titik dari jumlah total titik panas di Riau, merupakan titik api karena memiliki tingkat kepercayaan lebih dari 70 persen atau berpotensi kebakaran lahan dan hutan.
Titik api itu berada di Rokan Hulu enam titik terpantau berada di kecamatan yakni Rambah Samo tiga titik, Kabun dua titik dan Ujung Batu satu titik.
"Sisanya tiga titik lagi terdeteksi di daerah Kandis di Siak, Langgam di Pelalawan dan XIII Koto Kampar di Kampar," terang Sugarin.
Pemerintah Provinsi Riau telah memperpanjang status siaga darurat kebakaran lahan dan hutan yang berlaku selama enam bulan atau terhitung mulai awal Juni hingga 30 November 2016.
Komandan Satuan Tugas Karlahut Provinsi Riau Brigjen TNI Nurendi menyebut perpanjangan status itu sebagai upaya memaksimalkan pencegahan dan penanggulangan karhutla karena setiap tahun terus terjadi.
Data terakhir dirilis Satgas Karhutla Riau 2016 menyebutkan kebakaran hutan dan lahan hampir terjadi merata dan hingga kini telah menghanguskan sekitar 3.743 hektare serta menetapkan 86 orang sebagai tersangka. (Ant)
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...