Satelit Siapa Temukan Objek Diduga MH370
SATUHARAPAN.COM – Ketika pejabat Australia menjelaskan kepada wartawan mengenai citra satelit yang mungkin memperlihatkan puing-puing MH370, pejabat itu dengan hati-hati mengaburkannya dengan istilah sumber.
Padahal citra-citra mengenai objek itu kemudian diketahui berasal dari satelit Amerika Serikat. General Manager Otoritas Keamanan Maritim Australia (AMSA) John Young tak mengungkapkannya kepada media, sekalipun wartawan menanyakannya.
Sebagaimana pernah terjadi sebelumnya, para pejabat Australia selalu hiperprotektif terhadap intelijen AS dan sumber-sumbernya. Bahkan lebih protektif dibandingan AS sendiri. Keputusan AS untuk membagi citra satelitnya adalah salah satu bagian dari kerja sama internasional—melibatkan 26 negara—dalam upaya pencarian dan penyelamatan pesawat hilang tersebut.
Pencitraan satelit oleh banyak negara disebut para analis dalam pencarian jet Malaysia Airlines sebagai tugas yang membutuhkan ketelatenan. “Ini adalah bola mata manusia yang memelototi citra-citra satelit yang banyak sekali,” kata seorang pejabat yang terlibat dalam pencarian.
Setelah mendapat briefing mengenai objek potensi itu Kamis (20/3), Perdana Menteri Abbott dengan cepat memutuskan menelepon timpalannya Perdana Menteri Malaysia Najib Razak.
Tekanan terhadap Najib Razak meningkat setiap hari sepanjang 12 hari pencarian ini. Dia sudah menelepon Abbott sekitar pukul 13.00 waktu Australia, dalam setengah jam sejak para pejabat Australia memintanya menelepon.
Setelah Abbott menerangkan sedikitnya fakta mengenai citra yang kemungkinan puing-puing pesawat itu di Samudra Hindia—sekitar 2.500 kilometer barat daya Perth—Najib berterima kasih kepada Perdana Menteri Australia atas upaya pencarian dan teleponnya. Dia meminta untuk terus dikabari mengenai setiap perkembangan besar yang terjadi.
Namun, Pemerintah Australia juga harus memberi prioritas agar Tiongkok terus dikabari. Dalam hierarki Australia, “Malaysia mempunyai klaim utama dalam perkara ini karena itu menyangkut pesawatnya,” kata seorang pejabat, “lalu Tiongkok karena jumlah penumpang asal negara itu paling banyak, lalu AS karena Boeing.”
Departemen Luar Negeri Australia menelepon Duta Besar Tiongkok China untuk Canberra, Ma Zhaoxu, dan mengabari berita itu sebelum Abbott menginformasikannya kepada parlemen Australia beberapa menit setelah pukul 12.00 waktu Australia.
Kedua negara mempertimbangkan bekerja sama pada tingkat lebih tinggi. Para pejabat Tiongkok dan Australia menggelar diskusi awal untuk mengundang militer Tiongkok terlibat dalam pencarian.
Sampai Kamis malam itu, tiga negara yang berperan serta dalam pencarian yang dikoordinasi Australia adalah negara-negara yang tergabung dalam aliansi berbagi data intelijen yang disebut Five Eyes (Lima Mata).
Australia telah mengirimkan empat pesawat intai maritim Orion P3, Selandia Baru mengirimkan satu pesawat jenis sama, dan AS menyumbang dengan pesawat pemburu kapal selam Poseidon.
Menurut seorang pejabat, Australia belum meminta sumber daya Tiongkok, atau menawari Beijing, namun diskusi rencana pendahuluan telah diselenggarakan.
Para pejabat sangat menyadari dua pertimbangan berikut. Satu, andai puing itu memang bagian MH370, maka pencarian dan penyelidikan panjang akan terbentang di depan.
Kedua, penting sekali untuk menghindari melompat ke kesimpulan-kesimpulan, khususnya setelah 12 hari tak mendapatkan petunjuk dan meredupkan harapan. (Ant)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...