Satu Juta Anak-anak Nepal Butuh Bantuan Segera
LONDON, SATUHARAPAN.CO - UNICEF mengatakan pada hari Minggu (26/4) hampir 1 juta anak-anak di daerah yang terkena gempa Nepal berada pada kondisi membutuhkan bantuan kemanusiaan segera dan mendesak. Staf UNICEF melaporkan berkurangnya pasokan air, kekurangan listrik dan kerusakan komunikasi.
Pemerintah dari berbagai negara dan badan-badan bantuan internasional pada hari Minggu kemarin bergegas mengirimkan bantuan dan peralatan termasuk tenaga medis ke Nepal. Juru bicara PBB, Orla Fagan, dalam perjalanan menuju Nepal, mengatakan mencegah penyebaran penyakit adalah salah satu tugas yang paling penting yang dihadapi pekerja bantuan yang tiba di Nepal.
"Ada 14 tim medis internasional yang sedang dalam perjalanan dan antara 14-15 tim pencari dan penyelamatan internasional juga tengah menuju Nepal," kata dia. "Mereka perlu untuk tiba sesegera mungkin. Mereka akan menggunakan pesawat militer untuk membawa mereka ke Nepal."
Menurut laporan PBB tentang bencana Nepal, diare menjadi masalah yang berkembang, sementara kekhawatiran akan merebaknya penyakit campak juga meningkat seiring dengan terbatasnya persediaan dan pasokan vaksin.
Rintangan besar logistik merupakan masalah yang tidak dapat terelakkan namun ada tanda-tanda harapan setelah bandara internasional Kathmandu dibuka kembali. Beberapa kendaraan bantuan dapat melakukan perjalanan darat dari India ke Nepal.
"Itu berarti persediaan (obat) berpotensi datang melalui darat dari India. Itu adalah tanda positif," kata Ben Pickering, penasihat kemanusiaan pada Save the Children, yang berbasis di London. "Pembukaan bandara merupakan keajaiban kecil."
Dia memperingatkan bahwa kondisi kacau dapat menciptakan hambatan di bandara apabila pemerintah dan badan-badan bantuan mencoba untuk membawa personil dan perlengkapan dalam beberapa hari mendatang.
Selebriti seperti penyanyi Shakira ikut membantu mengkomunikasikan apa yang terjadi di Nepal melalui akun twitternya. Ia berkicau dan mengimbau agar UNICEF memberikan bantuan. Sedangkan perusahaan penyedia jasa pembayaran mobile, Square, menciptakan "cashtag" untuk menyumbang melalui cash.me/$unicef. PayPal mengumumkan membebaskan biaya untuk sumbangan ke beberapa organisasi bantuan.
Ben Fickering mengatakan "Informasi masih kurang tentang kondisi di pusat gempa."
"Langkah berikutnya adalah bagaimana mencapai pusat gempa, dan helikopter adalah kunci, tapi tidak jelas apakah mereka bisa digunakan dan apakah perihal ketinggian akan jadi masalah," katanya.
Save the Children sendiri memiliki kit darurat pra strategis di tiga gudangnya di Nepal dan rencananya mereka akan mendistribusikan selimut, ember dan perlengkapan dasar lainnya untuk 2.000 keluarga secepat mungkin.
Sementara lembaga International Search and Rescue dari Jerman mengatakan tim mereka terdiri dari 52 pekerja bantuan termasuk dokter dan ahli yang terlatih. Mereka bekerja mencari orang terkubur di bawah puing-puing. Beberapa regu anjing juga diterbangkan pada hari Minggu.
Juru bicara lembaga itu, Stefan Heine, mengatakan prioritas mereka adalah untuk sampai ke tempat kejadian gempa secepat mungkin untuk menemukan mereka yang masih hidup.
Mereka akan didukung oleh berbagai pemerintah yang telah mengumumkan rencana untuk mengirim bantuan senilai jutaan dolar. Pentagon mengatakan pesawat militer AS berangkat pada hari Minggu pagi ke Nepal dengan membawa 70 personel, termasuk tim tanggap bencana dari US Agency for International Development. California juga mengirimkan tim beranggotakan 57 pekerja pencarian dan penyelamatan korban.
Uni Emirat Arab mengerahkan 88-anggota tim pencarian dan penyelamatan ke Nepal pada hari Minggu, dan Emirates Red Crescent juga mengirimkan tim.
Militer Israel mengatakan mengirimkan misi beranggotakan 260-orang ke Nepal untuk segera memberikan bantuan pencarian dan penyelamatan dan bantuan medis.
Negara-negara Eropa tidak ketinggalan, mereka mengerahkan juga bantuannya. Prancis mengatakan mengirim 11 orang penyelamat pada hari Minggu; Inggris mengumumkan bahwa tim advance telah dikirim dan paket bantuan £ 5.000.000 (US$ 7.600.000) akan disalurkan adlam paket rencana respon cepat. Italia mengerahkan tim ahli dari Direktorat Departemen Perlindungan Sipil. Sementara Kementerian Luar Negeri Swiss mengatakan tim ahli termasuk dokter, surveyor bangunan dan teknisi telah memberangkat ke Nepal pada hari Minggu.
Editor : Eben Ezer Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...