Satu Pasien Cacar Monyet Meningal, Total Kasus Mencapai 57 Orang
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Kesehatan menyebutkan satu pasien Mpox (cacar monyet) meninggal dunia, setelah sebelumnya mendapatkan perawatan intensif selama dua pekan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.
Hal ini dikonfirmasi Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSCM Dr. dr. Lie Khie Chen, Sp.PD-KPTI pada hari Kamis (23/11). “Ada satu kasus di RSCM meninggal, tapi bukan karena Mpox, tapi karena penyebab lain yang sangat kompleks” kata dr. Lie Khie Chen
Saat dirujuk ke RSCM, pasien sudah masuk dengan kondisi komorbid yang berat dan pasien yang dirawat sudah mengalami komplikasi dan harus menjalani operasi di RSCM. Pasien dimaksud mengalami sumbatan usus kecil dan HIV positif dengan CD 4 yang sangat rendah (CD4=6).
Sebelumnya pasien sudah dirawat di RSPI Sulianti Saroso dan rumah sakit lainnya, sudah dirawat selama kurang lebih 3-4 minggu di rumah sakit lain. Pasien dirujuk ke RSCM karena memiliki masalah di pencernaan, di mana terjadi sumbatan di usus dan harus dioperasi di RSCM.
“Pasca operasi kondisi pasien cukup stabil, namun karena adanya komorbid lainnya, dan juga adanya kondisi lesi yang cukup banyak dan berat sehingga terjadi komplikasi, sehingga setelah 2 minggu perawatan terjadi komplikasi di Paru dan pasien tidak tertolong” kata dr. Lie Khie Chen.
Secara Nasional tercatat hingga 22 November 2023 sebanyak 57 pasien konfirmasi Mpox di Indonesia sejak pertama kali dilaporkan pada 22 November 2023. Pasien Mpox di dominasi di DKI jakarta sebanyak 42 pasien, diikuti Banten sebanyak enam kasus, Jawa Barat sebanyak enam kasus, Jawa Timur sebanyak dua kasus, dan Kepulauan Riau sebanyak satu kasus.
“100 persen kasus berjenis kelamin laki-laki, dengan rentang usia terbanyak pada kelompok 30-39 tahun diikuti rentang usia 25-29 tahun, memiliki prilaku seks banyak pasangan dan berganti ganti pasangan dengan orientasi seksual terbanyak Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL)” kata Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, dr. Farchanny
Farchanny menyebut 57 pasien Mpox itu mayoritas disertai penyakit penyerta dimana 39 di antara mereka orang dengan HIV (ODHIV). Kemudian disertai penyakit sipilis ada 16 kasus, hipertensi dua kasus, Herpes dua kasus, dan TBC ada dua kasus.
Kementerian Kesehatan, lanjutnya telah melaksanakan langkah langkah penanggulangan Mpox, mulai dari surveilans untuk penemuan kasus aktif dan penyelidikan epidemiologi, terapeutik dengan pemberian terapi sesuai simptom dan mempersiapkan logistik antivirus.
Kementerian Kesehatan juga memberikan vaksinasi kepada kelompok rentan tertular Mpox termasuk kontak erat dengan pasien Mpox dan Orang Dengan HIV (ODHIV), di mana vaksinasi dosis satu sudah dimulai pada 23 Oktober 2023.
“Vaksinasi juga sudah dilakukan, dosis pertama sudah diberikan kepada 495 orang, dan menyusul dosis kedua yang sudah kita mulai pada 21 November,” katanya.
Editor : Sabar Subekti
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...