“Save The Children" Prihatinkan Serbuan Susu Formula
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Lembaga peduli anak "Save the Children" memprihatinkan serbuan susu formula di sejumlah fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, klinik, dan tempat praktik bidan.
"Parah sekali keadaannya saat perusahaan susu formula bekerja sama dengan RS dan bidan, untuk memberikan susu formula itu kepada bayi yang baru saja lahir. Mereka memberikan insentif kepada petugas kesehatan itu," kata Direktur Advokasi dan Kampanye "Save the Children" Tatak Ujiyati di kantor Antara, Jakarta, Senin (19/1).
Susu formula merupakan asupan yang tidak disarankan bagi bayi yang baru lahir.
"Justru, air susu ibu (ASI) itulah yang lebih utama diberikan kepada bayi karena memiliki berbagai nutrisi lengkap dan tidak ada pada susu formula," katanya.
Menurut dia, bayi harus secepat mungkin mendapatkan ASI dari ibunya. Inisiasi menyusui dini merupakan salah satu unsur terpenting untuk menunjang kekebalan bayi yang didapat dari ASI.
"Dengan banyaknya kerja sama pembuat susu formula dengan fasilitas kesehatan seolah mengubah paradigma susu formula itu tidak berbahaya bagi bayi. Fasilitas kesehatan sendiri mendapatkan insentif dari perusahaan susu formula," kata dia.
Insentif itu, kata Tatak, membuat tenaga kesehatan seperti mengkhianati profesinya untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi pasiennya.
"Banyak tenaga kesehatan yang mengetahui ASI merupakan asupan terbaik bagi bayi yang baru lahir, tapi perjanjian dengan perusahaan susu formula membuat mereka mengesampingkan ASI. ASI diganti dengan produk susu formula," kata dia.
Sementara itu ditemui di tempat berbeda, penyanyi Pongky Barata mendukung pemberian ASI eksklusif enam bulan pertama atau lebih kepada bayi, sekaligus menolak susu formula.
"Memang awalnya saya awam mengenai asupan nutrisi yang baik untuk bayi. Tetapi begitu mengetahui manfaat besar dari ASI, saya sadar betapa susu formula itu tidak direkomendasikan," kata Pongky.
Bagi dia, ASI tidak akan tergantikan oleh susu formula apa pun yang sejatinya bukan berasal dari manusia melainkan hewan.
"Kok bisa ya? Iklan susu formula menggambarkan seorang balita bisa cerdas hanya karena susu buatan bukan ASI. Ada kesalahpahaman yang dibangun oleh iklan, seolah susu formula itu lebih penting dan mencerdaskan daripada ASI. Iklan bilang susu formula yang dimaksud mengandung DHA atau zat tambahan lain," katanya.(Ant)
Editor : Sotyati
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...