“Saya Seharusnya Sudah Mati”, Kata Trump Setelah Upaya Pembunuhan Yang Gagal
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Mantan presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada hari Minggu (14/7) mengatakan kepada New York Post bahwa dia “seharusnya mati” setelah selamat dari upaya pembunuhan yang dia gambarkan sebagai “pengalaman yang sangat nyata.”
“Saya tidak seharusnya berada di sini, saya seharusnya sudah mati,” kata Trump kepada Post dalam sebuah wawancara di atas pesawat dalam perjalanan ke Milwaukee untuk menghadiri Konvensi Nasional Partai Republik di mana ia akan dikukuhkan sebagai calon presiden dari partai tersebut.
Itu adalah “pengalaman yang sangat nyata” yang dia ceritakan dengan perban putih menutupi telinga kanannya, kata surat kabar itu.
Trump yang berusia 78 tahun terkena tembakan di telinganya oleh seorang pria bersenjata pada kampanyenya pada hari Sabtu (13/7).
Dia dengan wajah berlumuran darah sementara seorang pengamat tewas dan dua orang lainnya terluka.
Trump mengatakan kepada Post bahwa dia pasti sudah mati jika dia tidak memiringkan kepalanya sedikit ke kanan untuk membaca grafik tentang imigran ilegal saat berpidato di rapat umum.
“Untungnya atau demi Tuhan, banyak orang yang bilang, demi Tuhan saya masih di sini,” katanya.
Dia memuji agen Dinas Rahasia yang membunuh penembaknya. “Mereka membunuhnya dengan satu tembakan tepat di antara matanya,” katanya.
“Mereka melakukan pekerjaan yang luar biasa,” tambahnya. “Ini tidak nyata bagi kita semua.”
Gambaran Trump yang mengacungkan tinju ketika agen Dinas Rahasia membawanya pergi menjadi halaman depan di seluruh dunia dan menyebar secara viral di media sosial.
“Banyak orang mengatakan itu adalah foto paling ikonik yang pernah mereka lihat,” kata mantan presiden tersebut kepada Post, sambil menambahkan “Mereka benar dan saya tidak mati. Biasanya Anda harus mati untuk mendapatkan gambar ikonik.”
Trump mengatakan setelah percobaan pembunuhan tersebut, dia menulis ulang pidato yang telah dia persiapkan untuk konvensi Partai Republik.
Dia mengatakan dia telah “mempersiapkan pidato yang sangat keras” tentang “pemerintahan Biden yang buruk.” Tapi saya membuangnya” karena ia berharap akan “mempersatukan negara kita.”
“Tetapi saya tidak tahu apakah itu mungkin. Masyarakat sangat terpecah.” (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Bangladesh Minta Interpol Bantu Tangkap Mantan PM Sheikh Has...
DHAKA, SATUHARAPAN.COM-Sebuah pengadilan khusus di Bangladesh pada hari Selasa (12/11) meminta organ...