SBY, Kebangsaan Kami Terus Diuji
NEWYORK, SATUHARAPAN.COM – “Kebangsaan kami terus diuji,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam pidato saat menerima penghargaan World Statesman Award dari Appeal of Conscience Foundation (ACF), Kamis, (30/5) di New York.
Menurut SBY, ujian bagi bangsa Indonesia sudah berlangsung sejak 15 tahun lalu saat terjadi transisi demokrasi. “Krisis ekonomi, pilitik, sosial, sparatisme, konflik komunal, kekerasan antar etnis, dan terorisme diprediksi akan menjadikan Indonesia sebagai Balkan baru,” kata SBY
SBY juga menjelaskan bahwa Indonesia gigih dalam menantang prediksi itu. Penyelesaian konflik sparatisme Aceh yang sudah berlangsung selama 30 tahun, perbaikan hubungan dengan Timor-Leste, pengembalian stabilitas politik, penguatan institusi demokrasi, pemberlakuan hukum sebagai upaya untuk menghentikan diskriminasi di Indonesia, dan transformasi ekonomi Indonesia di tengah krisis abad 21 adalah contoh-contoh yang diutarakan SBY.
Di sisi lain SBY juga memaparkan persoalan yang terjadi di Indonesia Hingga kini seperti konflik intoleransi, konflik komunal yang mudah tersulut, sinsitifitas keagamaan yang menimbulkan perselisihan dan tindakan sepihak, dan radikalisme. “Itu bukan permasalahanyang dihadapi Indonesia, tetapi fenomena global,” tambah SBY.
Presiden SBY menyerukan, “Sejatinya, masih banyak pekerjaan yang harus kami lakukan. Kami harus terus memajukan transformasi Indonesia seraya mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut. Bersamaan dengan kemajuan ke depan kami, kami tidak akan mentorerir setiap bentuk kekerasan yang dilakukan oleh kelompok manapun dengan mengatasnamakan agama. Kami tidak akan membiarkanpenodaan tempat-tempat ibadah agama manapun atas alasan apapun. Kami akan selalu melindungi kaum minoritas dan memastikan tidak ada yang terdiskriminasi. Kami akan memastikan bahwa mereka yang melanggar hak-hak orang lain akan diganjar hukuman yang setimpal.”
SBY juga mengemukakan bahwa Indonesia akan memastikan bangsa Indonesia yang terdiri dari ratusan etnis dapat hidup berdampingan dalam kebebasan dan persaudaraan. Termasuk didalamnya adalah keberagaman umat agama seperti Muslim, Kristiani, Hindu, Budha, Konghucu dan kepercayaan lainnya.
Presiden RI itu juga menunjukkan data rumah ibadah yang ada di Indonesia seperti 255.000 masjid, 13.000 pura Hindu, sekitar 2000 kuil Budha, lebih dari 1.300 kuil Konghucu, dan 61.000 gereja. Dia menjelaskan bahwa, “Kami memiliki lebih tempat ibadah ini dapat ditemui di sepanjang jalan yang sama, di lingkungan eksternal, Indonesia menjadi kekuatan bagi perdamaian dan kemajuan.”
(presidenri.go.id)
Editor : Yan Chrisna
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...