Sebarkan Informasi Tak Benar, Belasan Orang DItangkap di Maroko
RABAT, SATUHARAPAN.COM-Polisi Maroko menangkap belasan orang karena menyebarkan informasi tidak benar tentang virus corona, kata pihak berwenang pada hari Kamis (19/3). Yang ditangkap termasuk seorang perempuan yang menggunakan saluran YouTube-nya untuk mengatakan bahwa penyakit itu tidak ada.
"Berita palsu adalah penyebab panik pertama di antara warga," kata Perdana Menteri Maroko, Saad Eddine El-Otmai. Dia menyamakan penyebaran informasi yang salah dengan penularan penyakit.
Orang lain ditangkap karena menyerang pemerintah atas tindakan kerasnya terhadap pertemuan publik, mendesak orang untuk mengabaikannya, atau mengatakan bahwa penutupan (lockdown) dilaksanakan ketika tidak ada kasus terinfeksi COVID-19.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia telah mengkritik Maroko atas apa yang mereka lihat sebagai tindakan keras yang meningkat terhadap kebebasan berbicara selama setahun terakhir, termasuk hukuman penjara bagi orang-orang yang berbicara menentang pejabat senior di Twitter.
Kerajaan di Afrika Utara itu telah mengkonfirmasi 61 kasus virus corona dan dua kematian. Sebagian besar yang sakit terserang virus di luar negeri, tetapi sekarang juga sudah mulai menular di kota-kota Maroko.
Pemerintah telah menutup semua masjid, sekolah, kafe dan restoran, serta tempat-tempat olahraga dan hiburan, dan telah melarang semua penerbangan penumpang internasional.
Penangkapan terbaru adalah seorang perempuan berusia 48 tahun yang ditahan pada hari Rabu (18/3) setelah membantah keberadaan virus corona di saluran YouTube-nya dan mendesak rekan-rekan senegaranya untuk mengabaikan tindakan pencegahan.
Perempuan lain, dalam rekaman audio yang tersebar luas di Whatsapp, mengatakan pusat wisata Marrakech, salah satu kota terbesar Maroko, ditutup dan memperingatkan orang-orang untuk tidak pergi ke sana.
Seorang pria yang dikenal sebagai "Abou Naim" ditangkap karena "memicu kebencian" dan "merusak ketertiban umum" setelah ia merekam video di media sosial yang mengkritik keputusan pihak berwenang untuk menutup semua masjid.
Mobil dengan pengeras suara telah dikerahkan di berbagai kota Maroko meminta orang untuk tinggal di rumah. Transportasi umum, jalan-jalan, dan tempat-tempat pasar telah disemprot disinfektan.
Dana pemerintah telah disediakan untuk meningkatkan infrastruktur kesehatan dan membantu sektor ekonomi yang paling rentan telah mengumpulkan lebih dari US$ 1,5 miliar dalam bentuk sumbangan. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...