Sebastian Gunawan Pamerkan Le Jardin Chinois untuk Imlek
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kebudayaan pecinan telah menjadi bagian dari kebudayaan berbagai negeri, hampir di seluruh belahan dunia. Keindahan budaya pecinan, yang juga telah hidup berdampingan dengan budaya Indonesia sejak ratusan lalu, merupakan simbol alam indahnya inspirasi dan harmoni.
Kekayaan budaya itu menginspirasi perancang busana Sebatian Gunawan saat memamerkan koleksi terbarunya, ”Le Jardin Chinois”, yang ia persembahkan untuk menyongsong Tahun Baru Imlek kali ini.
Melalui lini utama karyanya, label Sebastian Gunawan, ”Le Jardin Chinois” ditampilkan dalam peragaan busana di Ballroom Hotel Mulia, Jakarta, 17 Januari lalu, persembahan InStyle Indonesia.
”Le Jardin Chinois”, seperti dikemukakan Sebastian menjelang peragaan busana, merupakan paparan ragam cheongsam dalam palet warna modern. Ia mendasari konsep penciptaan koleksinya dengan menilik kembali kehidupan para bangsawan Eropa di era Rococo, era Louis XV, yang sangat menggemari kebudayaan China yang bernilai seni tinggi. Di era itu, ragam kekayaan budaya China diterapkan dalam gaya hidup para bangsawan Prancis.
Imajinasi akan kehidupan mewah para bangsawan perempuan Prancis menjadi dasar inspirasi Sebastian dalam menampilkan 53 rancangan. Ia memadukan secara harmonis keanggunan penampilan perempuan era Rococo yang menawan, dengan gaya qipao Shanghai yang klasik. Tak tersisa tampilan cheongsam, busana tradisional China, ketika Sebastian meramunya dalam gaya Eropa, terutama ketika ia memperkaya imajinasinya dengan kecantikan bunga di taman lampau bergaya China yang marak tumbuh di berbagai area di Eropa.
”Sentuhan lace, embroideries, permainan siluet modern, dan volume yang berbentuk kelopak bunga, memaknai keindahan taman-taman China di Eropa pada era lampau,” kata Sebastian, yang sangat dikenal melalui karyanya yang sangat menonjolkan femininitas perempuan.
Pemilihan warna dan bahan kain yang sebagian besar diperolehnya dari Eropa, terutama Spanyol, mempertegas napas koleksi. Sebastian memilih warna-warna pastel yang lembut dan romantis, mempertemukannya dengan siluet A-line yang indah, serta beberapa skirt dengan volume besar.
Kepiawaiannya dalam berolah kain ia luapkan di atas bahan damask, hand-woven, lace, silk, dan ornamen lain. Lambang keberuntungan lunar, orange, mendominasi bias warna koleksi kali ini, sesuai dengan tema Imlek.
“Saya berharap Le Jardin Chinois akan ikut memperkaya khasanah mode Indonesia dengan inspirasi budaya yang tak lekang waktu,” kata Sebastian tentang koleksi yang ia persiapkan dalam waktu dua bulan itu.
Berbagi kepada Sesama
Tak jauh berbeda dengan peragaan busananya yang lain, Sebastian Gunawan memberikan makna pada peragaan busananya kali ini. Dua tahun lalu, dalam kesempatan yang sama ia menjual tiket masuk peragaan busana ”Shanghai Swing” yang juga diselenggarakan menyambut Tahun Baru Imlek itu. Hasil penjualan tiket, ia donasikan untuk pembangunan Gereja Bethel Indonesia Gilgal di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.
Kali ini, di tengah keriaan, InStyle Indonesia dan Sebastian Gunawan mengajak pencinta mode untuk berbagi kepada sesama. Tahun ini, melalui yayasan nirlaba Lions Club Distrik 307 A1, Sebastian menyumbangkan sebagian dari hasil penjualan kursi untuk mendukung kegiatan rumah sakit terapung binaan dokter Lie Dharmawan.
Rumah sakit terapung merupakan kegiatan membantu masyarakat tidak mampu di pesisir pantai daerah Indonesia Timur untuk mendapatkan pengobatan gratis.
”Keriaan dalam kebersahajaan untuk membantu sesama merupakan salah satu tujuan diadakannya perhelatan ini,” kata Amy Wirabudi dari InStyle Indonesia.
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...