Sebelum Pandemi, Liga Premier Inggris Rugi Rp 1 Triliun
SATUHARAPAN.COM-Klub di Liga Premier Inggris mencatat kerugian bersama senilai 600 juta poundsterling (setara Rp 1 triliun) di musim 2018/2019. Ini belum termasuk kerugian akibat kesulitan finansial yang ditimbulkan oleh pandemi virus corona, sebuah laporan pada hari Selasa (9/6).
Analisis pra ahli keuangan sepak bola, Vysyble, menunjukkan 20 klub papan atas Inggris secara membukukan kerugian besar, meskipun ada pendapatan senilai 5,15 miliar pound.
Laporan yang dilansir AFP, hari Rabu (10/6), menyebutkan dampak finansial akibat pandemi corona juga akan berpengaruh besar pada Liga Premier Inggris. Bahkan itu akan terjadi, meskipun ada rencana menyelesaikan musim sekarang ini stadion tertutup.
Pihak Liga Premier menghadapi tagihan 330 juta poundsterling kepada stasiun penyiaran, karena pertandingan tidak dapat dilakukan sesuai jadwal. Diperkirakan 126 juta poundsterling juga akan melayang dari pendapatan tiket penonton.
Masalah Jangka Panjang
"Virus COVID-19 bukanlah penyebab kesulitan keuangan sepak bola. Ini hanyalah percepatan pada apa yang kami identifikasi dengan data sangat jelas dan sangat tepat sebagai masalah jangka panjang," kata direktur Vysyble, Roger Bell.
"Angka 2018/2019 adalah hasil keuangan yang mengganggu dan sangat mengkhawatirkan dari divisi papan atas sepak bola Inggris sekaligus merupakan gejala dari masalah yang lebih dalam dengan model keuangan keseluruhan." Biaya upah untuk klub Liga Premier juga meningkat menjadi 3,12 miliar poundsterling.
Everton mencatatkan kerugian yang paling mengkhawatirkan sebesar 111 juta pound, sementara kegagalan Chelsea untuk lolos ke Liga Champions membuat The Blues ini kehilangan pendapatannya senilai 96 juta pound.
Namun demikian, sinyal paling mengkhawatirkan bagi kesehatan finansial masa depan liga kemungkinan ada di Tottenham Spurs, padahal klub ini mencatat laba liga yang tinggi, sebesar 68,6 juta pound untuk musim 2018/2019 setelah berhasil menembus ke final Liga Champions. Tetapi klub London itu pada pekan lalu mengumumkan bahwa mereka telah meminjam 175 juta pound dari Bank of England.
Prospek ekonomi untuk divisi Championship juga suram. Empat klub Championship belum merilis laporan penuh keuangan mereka tahun 2019, tetapi sejauh ini gambaran kompetisi tingkat kedua sepak bola Inggris mengalami kerugian ekonomi sebesar 307 juta pound.
Diperkirakan total akhir kerugian ekonomi untuk semua 24 klub EFL Championship sedikitnya 350 juta pound.(AFP)
Editor : Sabar Subekti
Beijing Buka Dua Mausoleum Kaisar Dinasti Ming untuk Umum
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Dua mausoleum kaisar di Beijing baru-baru ini dibuka untuk umum, sehingga...