Seekor Harimau Sumatera Tertangkap di Sumatera Barat
SATUHARAPAN.COM-Seekor harimau Sumatra (Pantera Tigris Sumatrae) terperangkap dalam perangkap yang baru-baru ini dipasang oleh Badan Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Barat (BKSDA) di Desa Gantung Ciri, Kecamatan Kubung, kawasan hutan Kabupaten Solok pada hari Sabtu (3/6).
"Kemungkinan ini salah satu dari tiga harimau Sumatra yang sering terlihat oleh penduduk desa yang berkeliaran di sekitar area pertanian. Dua lainnya tetap di alam liar," kata Kepala Nagari Gantung Ciri, Hendry Yuda.
Otoritas desa menyerahkan harimau yang ditangkap, yang usianya diperkirakan 1,5 tahun, kepada perwakilan BKSDA pada hari Sabtu. Beberapa ratus warga menyaksikan serah terima itu. Yuda mendesak penduduk desa tetap waspada, dan menghentikan kegiatan pertanian mereka sampai situasi benar-benar aman.
Konflik antara harimau Sumatra dan masyarakat setempat sering terjadi di beberapa bagian Pulau Sumatra selama beberapa tahun terakhir.
Pada Januari 2020, seekor harimau Sumatra ditangkap di wilayah Kecamatan Semendo Darat Ulu, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatra Selatan.
Menurut BKSDA Sumsel, pada 2019, ada 15 serangan harimau yang dikonfirmasi di provinsi itu yang mengakibatkan kematian lima orang dan melukai 10 lainnya.
Dari November hingga Desember 2019, kantor konservasi menyelidiki enam laporan tentang serangan harimau. Serangan pertama terjadi pada 16 November 2019, di mana seorang turis berusia 19 tahun terluka. Setelah itu, seekor harimau juga menyerang seorang petani berusia 58 tahun di Kabupaten Lahat yang mengakibatkan cedera fatal. Pada 2 Desember, seorang petani lain terluka, dan dia menyaksikan seekor induk harimau dan anaknya di lokasi kejadian di Desa Rimba Candi, Kota Pagaralam, Provinsi Sumatra Selatan.
Harimau Sumatra satu-satunya spesies harimau yang masih hidup di Indonesia, karena telah kehilangan dua sub-spesies lainnya: harimau Bali yang punah pada tahun 1937 dan harimau Jawa pada tahun 1970-an.
Harimau Sumatra dikenal sebagai yang terkecil dari semua harimau, dan saat ini terancam punah, karena penggundulan hutan, perburuan liar, dan konflik antara hewan liar dan masyarakat setempat karena habitat mereka yang menyusut.
Angka pasti populasi harimau Sumatra yang tersisa di alam tidak jelas, meskipun perkiraan terbaru menyebut antara 300 dan 500 ekor di 27 lokasi, termasuk di Taman Nasional Kerinci Seblat, Taman Tesso Nilo, dan Taman Nasional Gunung Leuser. Menurut World Wildlife Fund (WWF), jumlahnya telah berkurang, dari sekitar seribu pada tahun 1970-an. Laporan Kementerian Kehutanan 2009 menyebutkan rata-rata lima hingga 10 harimau Sumatra terbunuh setiap tahun sejak 1998. (Ant)
Editor : Sabar Subekti
RI Resmi Tetapkan PPN 12 Persen Mulai 1 Januari 2025
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Indonesia resmi menetapkan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Ni...