Sehari Bersama Relawan Program Lingkungan di Jerman
JERMAN, SATUHARAPAN.COM – Di Jerman, mereka yang sudah punya ijazah sekolah menengah dan berusia di bawah 27 tahun, diberi kesempatan selama setahun ikut dalam pekerjaan sukarela di sektor sosial atau lingkungan.
Bagi banyak orang, ini kesempatan baik untuk mengambil jarak dari sekolah sambil mempertimbangkan, karier apa yang ingin dirintisnya, atau apa yang menjadi kegemaran mereka. Meskipun secara teknis program ini disebut program "relawan", para peserta mendapat bayaran, untuk pekerjaan mereka. Wartawan Deutsche Welle, seperti yang dilansir dw.com, berkesempatan menemani sekelompok relawan muda dari Pusat Biologi Kota Bonn.
Di masa lalu, penggunaan pupuk yang berlebihan untuk pertanian mengakibatkan hilangnya banyak spesies tanaman. Sekarang, beberapa dari spesies itu berhasil ditumbuhkan kembali dan dibawa ke tempat itu. Tanaman itu perlu perawatan baik agar bisa bertahan hidup. Itulah tugas pada relawan lingkungan.
Pembina tim relawan, Wiebke Borner menerangkan: "Kota Bonn menyediakan sebuah lahan yang dilindungi untuk ditanami, di tempat lain lahan sudah banyak dibangun," kata dia menunjuk ke hutan dan padang rumput yang terhampar di daerah Pegunungan Siebengebirge.
Melindungi Alam
Dua anggota tim relawan, Tim dan Jake, berjalan melewati tanaman liar yang tinggi. Mereka masing-masing membawa helm dengan pelindung telinga dan mata. Mereka sedang memperhatikan perkembangan pohon Robinia pseudoacacia, yang berasal dari Amerika Serikat.
"Pohon-pohon itu ditanam di sini setelah perang, dan berkembang dengan cepat," kata Wiebke Borner, pembina tim relawan. "Kayunya bisa juga diolah menjadi furnitur, tetapi dari segi konservasi, spesies invasif ini bisa agak menjengkelkan," kata Wiebke Borner.
Untuk melindungi burung yang bersarang, pohon-pohon di tempat itu hanya dapat ditebangi antara bulan Oktober sampai akhir Februari.
Di bagian lain ada suasana dan alam yang sangat berbeda. Seperti di padang rumput. Banyak kupu-kupu warna-warni beterbangan.
"Kami juga belajar mengidentifikasi tanaman yang terancam punah, juga binatang tertentu," kata Jule, anggota ketiga tim relawan, sambil tersenyum. Dia menggunakan perangkap khusus untuk menangkap dan menghitung sejenis binatang amfibi yang terancam punah: "Banyak binatang ini yang baru dilepas untuk pembibitan di kolam ini," kata Jule.
Orientasi untuk Masa Depan
Verena, anggota tim yang lain, bercerita dia awalnya ingin menjadi ilmuwan pertanian. Tetapi empat semester belajar di universitas, dia memutuskan itu bukan bidangnya. Namun dia sekarang ingin membantu melindungi alam. Semua anggota tim merasa seperti mereka adalah bagian penting dari program lingkungan. Ini yang memotivasi dan mendorong mereka untuk melakukan pekerjaan dengan baik, kata Verena.
Tim membenarkan. "Saya di sini banyak belajar banyak tentang rasa kewajiban, yang dulu tidak pernah saya miliki selama sekolah," kata anak berusia 18 tahun itu. Dia mengatakan, dia merasa menjadi lebih matang dalam program relawan ini.
Bagi Jule, kegiatan ini adalah bagian dari suasana rileks dan upaya mencari keseimbangan dengan alam.
"Pada awal tahun, saya biasanya selalu merasa lelah di malam hari, tetapi sekarang saya sudah terbiasa dengan pekerjaan ini, saya memiliki lebih banyak energi, dan di akhir pekan saya merasakan dorongan untuk aktif," katanya.
Setelah setahun, program ini akan berakhir. Para relawan akan kembali ke kehidupan mereka dan memulai sebuah fase baru dalam hidupnya.
"Saya senang, di satu sisi, untuk memulai sesuatu yang baru," kata Jule. "Tapi saya juga akan sedih, karena sudah merasa akrab dengan semua orang di sini, dan saya akan merasa kehilangan mereka.”
Editor : Sotyati
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...