Sejumlah Negara Tunggu Hasil Penelitian Senjata Kimia oleh PBB
NICE, SATUHARAPAN.COM – Presiden Prancis, Francois Hollande mengatakan bahwa pihaknya menunggu hasil penelitian penggunaan senjata kimia di Suriah yang dilakukan PBB di Swedia, yang rencananya akan diumumkan pekan ini. Hollande mengatakan pada Sabtu (7/9) di Nice, Prancis seusai kembali dari pertemuan KTT G-20 di Saint Peterseburg, Rusia.
“Kami tidak terpengaruh dengan Kongres (Amerika Serikat), karena kami menunggu laporan resmi hingga akhir pekan, dan keputusan untuk membantu pasukan Amerika,” kata Hollande.
Sementara itu, negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa menyerukan sikap penentangan terhadap tindakan penyerangan Suriah pada (21/8) silam, namun sekaligus mengutuk rencana Presiden AS, Barrack Obama yang hendak melakukan intervensi dengan tindakan Suriah, dengan dalih bahwa amat berbahaya apabila mengabaikan senjata kimia Suriah.
Tindakan Obama ini sejalan dengan John Kerry, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) yang pada hari Minggu (8/9) mengatakan di sela-sela kunjungan beberapa hari di Eropa, bahwa negaranya mencari dukungan PBB guna aksi penyerangan ke salah satu negara Timur Tengah yang bergejolak tersebut.
Hollande berjanji pada akhir pekan untuk mengambil laporan investigasi PBB menjadi pertimbangan sebelum bertindak. Obama mengatakan pada pidato mingguannya seusai pulang dari KTT G-20 bahwa pihaknya menginginkan membuat intervensi internasional terhadap tindakan Bashar Al-Assad.
“Kita tidak dapat mengabaikan terhadap apa yang terjadi di Suriah,” kata Obama dalam pidato mingguan.
Kabar terakhir dari kondisi pertemuan di Lithuania, sehari setelah KTT G-20 berakhir menyebutkan bahwa perbedaan pendapat Inggris dan Prancis terkait dengan dukungan bagi pimpinan AS.
Kongres AS akan menggelar sidang Senin (9/9) dan Obama akan menyampaikan pidato nasionalnya pada Selasa (10/9) mengenai kemungkinan tanggapan AS terhadap serangan 21 Agustus silam yang menewaskan ratusan orang di pinggiran kota Damaskus akibat serangan senjata kimia.
Hal bertolak belakang dikemukakan, Bild Sonntag pada Minggu (8/9) memuat pernyataan Presiden Suriah Al-Assad menyatakan bahwa pihaknya bukanlah pelaku penyerangan senjata kimia kepada kelompok pemberontak di Damaskus, Suriah pada Rabu (21/8), sebuah serangan yang mengundang Amerika Serikat untuk melakukan serangan ke negara tersebut.
Hal ini diperkuat dengan wawancara Assad dengan salah satu media televisi, CBS beberapa saat lalu dimana dia mengatakan tidak tahu tentang serangan yang menyebabkan ratusan orang meninggal.
“Belum ada bukti bahwa saya menggunakan senjata kimia terhadap rakyatnya sendiri,” katanya.
Akan tetapi, intelijen Jerman, BND merilis pernyataan bahwa pihaknya tidak dapat mendapatkan bukti ilmiah bahwa pernah ada pesan tertulis bahwa perintah senjata nuklir itu berasal dari Assad. (telegraph.co.uk/ france24.com/ cbsnews.com/ bild.de)
Editor : Bayu Probo
Rusia Tembakkan Rudal Balistik Antarbenua, Menyerang Ukraina
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Rusia meluncurkan rudal balistik antarbenua saat menyerang Ukraina pada hari K...