Sekjen PBB: Invasi Rusia ke Ukraina Adalah Pelanggaran Piagam PBB
Guterres menyebut DK PBB gagal cegah invasi Rusia ke Ukraina, di Ukraina terjadi pelanggaran HAM, dan hukum perang.
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa gagal mengambil tindakan yang cukup untuk "mencegah dan mengakhiri" perang Rusia di Ukraina, kata Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, pada hari Kamis (28/4) saat mengunjungi Kiev.
“Biarkan saya memperjelas: Dewan Keamanan gagal melakukan segala daya untuk mencegah dan mengakhiri perang ini. Dan ini adalah sumber kekecewaan besar, frustrasi dan kemarahan,” kata Guterres pada konferensi pers bersama dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy di Kiev.
Guterres mengunjungi kota-kota di sekitar ibu kota Ukraina yang dirusak oleh kekejaman Rusia terhadap warga sipil.
“Ukraina adalah pusat dari sakit hati dan rasa sakit yang tak tertahankan. Saya menyaksikannya dengan sangat jelas hari ini di sekitar Kiev. Kehilangan nyawa yang tidak masuk akal, kehancuran besar-besaran, pelanggaran hak asasi manusia dan hukum perang yang tidak dapat diterima,” katanya.
“Sangat penting bahwa Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dan mekanisme PBB lainnya melakukan pekerjaan mereka sehingga dapat ada akuntabilitas nyata,” katanya.
Dia menambahkan: “Posisi Perserikatan Bangsa-bangsa jelas: seperti yang saya katakan di Moskow, invasi Rusia ke Ukraina merupakan pelanggaran terhadap integritas teritorialnya dan Piagam Perserikatan Bangsa-bangsa. Dan saya di sini untuk fokus pada cara bagaimana PBB dapat memperluas dukungan untuk rakyat Ukraina, menyelamatkan nyawa, mengurangi penderitaan, dan membantu menemukan jalan perdamaian.”
Guterres berada di Moskow beberapa hari yang lalu di mana ia bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan Menteri Luar Negeri, Sergey Lavrov, untuk membahas penurunan ketegangan dan penghentian permusuhan dalam perang di Ukraina.
Ukraina Siap Lakukan Pembicaraan dengan Rusia
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengatakan pada hari Kamis bahwa negaranya siap untuk melakukan pembicaraan dengan Rusia mengenai evakuasi orang-orang yang diblokade di pabrik baja Azovstal di kota pelabuhan Mariupol yang terkepung, setelah pertemuannya dengan Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres.
“Sangat penting bahwa Tuan Guterres mengangkat masalah evakuasi orang-orang kami dari Mariupol, khususnya, dari pabrik Azovstal. Kita melihat bahwa terlepas dari kata-kata presiden Rusia tentang dugaan berakhirnya aksi pertempuran di Mariupol, wilayah Azovstal dibom secara biadab oleh tentara Rusia. Pengeboman ini terjadi bahkan selama pertemuan sekretaris jenderal di Moskow,” kata Zelenskyy pada konferensi pers bersama dengan Guterres.
Dia menambahkan: “Ukraina siap untuk negosiasi segera tentang evakuasi orang-orang dari Azovstal, serta untuk memastikan implementasi dari setiap kesepakatan yang dicapai. Kami juga berharap akan ada sikap manusiawi terhadap orang-orang ini di pihak Rusia. Kami berharap bahwa bagian dari misi sekretaris jenderal ini akan efektif. Kami siap mendukung upaya ini.”
Guterres berada di Moskow beberapa hari yang lalu di mana ia bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan Menteri Luar Negeri, Sergey Lavrov, untuk membahas penurunan ketegangan dan penghentian permusuhan dalam perang di Ukraina.
Guterres mengatakan pada hari Kamis: “Selama kunjungan saya ke Moskow, Presiden Putin pada prinsipnya menyetujui keterlibatan PBB dan Komite Internasional untuk Palang Merah dalam evakuasi warga sipil dari pabrik Azovstal di Mariupol. Hari ini Presiden Zelenskyy dan saya memiliki kesempatan untuk membahas masalah ini. Dan saat kita berbicara, ada diskusi yang intens untuk memajukan proposal ini untuk mewujudkannya.”
Pekan lalu, Putin mengklaim kemenangan Rusia di Mariupol dan membatalkan operasi untuk menyerbu pabrik baja Azovstal, dan memerintahkan untuk memblokirnya.
Mariupol telah dibombardir tanpa henti selama beberapa pekan. Ini adalah target strategis bagi Rusia yang akan memungkinkan Moskow untuk membangun kendali atas wilayah yang menghubungkan Donbas di tenggara Ukraina untuk mencaplok Krimea. (AP/Reuters/Al Arabiya)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...