Sekjen PBB Minta Militer Mali Bebaskan Presiden dan PM Yang Mereka Tahan
PBB, SATUHARAPAN.COM-Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Antonio Guterres, menyerukan agar para pemimpin sipil di Mali dibebaskan setelah para perwira militer yang kesal dengan perombakan pemerintah menahan presiden dan perdana menteri di sebuah kamp militer di luar ibu kota.
"Saya sangat prihatin dengan berita penahanan para pemimpin sipil transisi Mali," kata Guterres di Twitter, hari Senin (24/5). "Saya menyerukan ketenangan dan pembebasan tanpa syarat mereka."
Presiden Mali, Bah Ndaw dan Perdana Menteri, Moctar Ouane, memimpin pemerintahan sementara yang dilantik di bawah ancaman sanksi regional menyusul kudeta pada bulan Agustus, dan penahanan pada Senin (24/5) menimbulkan kekhawatiran akan kudeta kedua.
Dua pejabat senior, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan kepada AFP bahwa tentara telah membawa Ndaw dan Ouane ke kamp militer Kati di pinggiran Bamako.
Penahanan mereka menyusul perombakan pemerintah yang sensitif pada hari Senin pagi yang dirancang untuk menanggapi kritik yang berkembang terhadap pemerintah sementara.
Militer mempertahankan portofolio strategis yang dikuasainya selama pemerintahan sebelumnya dalam perombakan.
Tetapi dua pemimpin kudeta, mantan menteri pertahanan, Sadio Camara, dan mantan menteri keamanan, Kolonel Modibo Kone, diganti.
Para pemimpin kudeta dan perwira militer memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemerintah, menimbulkan keraguan pada janji untuk mengadakan pemilihan pada awal tahun depan.
Perombakan itu terjadi di tengah meningkatnya tantangan politik di ibu kota Bamako dan tekanan untuk mematuhi tenggat waktu untuk reformasi yang dijanjikan. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, Dipecat oleh Parlemen
SEOUL, SATUHARAPAN.COM-Majelis Nasional Korea Selatan pada hari Sabtu (14/12) melalui pemungutan sua...