Sekjen WCC: Pertimbangkan Lingkungan Hidup Berkelanjutan dalam Setiap Tindakan
SATUHARAPAN.COM – Penggunaan bahan bakar fosil, produksi makanan yang tidak berkelanjutan, dan deforestasi, di antara kegiatan ekonomi manusia lain, telah meningkatkan gas rumah kaca ke tingkat yang sudah memiliki dampak jelas pada iklim. Laporan juga menyebutkan konsekuensi dari kenaikan suhu akan lebih parah dari apa yang diperkirakan sebelumnya.
Sekretaris Jenderal Dewan Dunia Gereja World Council of Churches), Pdt Dr Olav Fykse Tveit, mengemukakan hal di atas sebagaimana dilansir oikoumene.org akhir pekan lalu, menanggapi laporan yang baru dirilis Panel Antarpemerintah PBB tentang Perubahan Iklim tentang dampak pemanasan global.
Terkait dengan hal itu, Pdt Tveit menegaskan, sebagai orang beriman kita tidak bisa diam dan tetap pasif. Kita perlu melakukan apa yang bisa kita lakukan. Dalam kaitan itu pula ia mengingatkan untuk tidak melupakan orang miskin dan kalangan rentan dalam setiap doa dan tindakan kita.
Pemerintah, kalangan bisnis, gereja, dan individu, menurut Tveit, masing-masing memiliki bagian yang harus dikerjakan. Namun, ia mengigatkan, harus berpikir dan bertindak selalu mempertimbangkan lingkungan hidup yang berkelanjutan (“green”, Red) dalam segala hal yang kita lakukan.
“Sebagai Sekretaris Jenderal Dewan Gereja Sedunia, saya baru saja memimpin sebuah proses menuju proyek skala besar untuk mengubah Pusat Ekumenis di Jenewa dan merencanakan membangun beberapa bangunan baru di sana, proyek ‘Desa Hijau’,” katanya.
Tveit berjanji menggunakan pengaruhnya untuk meyakinkan investor, sebagai syarat untuk menjadi pemilik di Green Village, berkomitmen mencapai sertifikasi ekologi berkualitas tinggi, tidak hanya dalam efisiensi energi, pengelolaan air, dan keanekaragaman hayati dalam pembangunan gedung dan taman baru, tetapi juga dalam mengelola Green Village secara berkelanjutan sebagai sebuah komunitas.
“Apa yang Anda dan saya dapat lakukan sebagai tanggapan atas suatu tantangan global terbesar yang pernah dihadapi umat manusia, mungkin dapat dilihat sebagai setetes air saja di lautan. Tetapi, ini bisa berubah menjadi gelombang perubahan,” ia berharap.
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...