Sekolah di AS Rencanakan Miliki Kelas Khusus LGBT
DALTON, SATUHARAPAN.COM – Sebuah sekolah di Dalton, Georgia, Amerika Serikat sedang merencanakan memiliki kelas khusus bagi siswa lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) di kelas 12. Tujuan didirikan kelas khusus itu sebagai zona aman bagi siswa LGBT yang berulang kali seperti mengalami penganiayaan (bullying) di berbagai sekolah yang tidak memahami LGBT di AS.
“Sekolah ini juga disebut-sebut pertama kali juga akan mempekerjakan guru LGBT di sekolah yang dikenal sebagai kebanggaan warga Dalton, Atlanta, Georgia. Ini akan menjadi alternatif bagi siswa LGBT, karena sekolah terbuka dan memberi dukungan moril untuk belajar ke setiap siswa yang kurang percaya diri dalam status mereka sebagai LGBT,” kata Pemimpin gereja Baptis Georgia, Amerika Serikat dan pengagas ide tersebut Kristen Zsilavetz seperti dikutip Atlanta Journal-Constitution dan diberitakan Baptist News, hari Sabtu (8/1).
Zsilavetz mempertanyakan kepada berbagai pihak apakah seorang siswa taman kanak-kanak berusia lima tahun dapat mengidentifikasi dirinya sendiri sebagai makhluk LGBT atau tidak.
Zsilavetz mengatakan sekolah adalah bagian dari kelompok kecil namun banyak tumbuh ide agar tampil di kancah nasional. Zsilavetz merasa perlu merancang dan mendidik pemuda LGBT yang merasa kehilangan haknya dari pendidikan umum.
“Sekolah ini akan menjadi yang pertama di bagian Tenggara (Amerika Serikat, red) yang mendukung hak gay, dan perkembangan yang signifikan,” kata dia.
Zsilavetz telah mengajar matematika dan mata pelajaran lain sejak tahun 1992. Dia bilang dia tidak pernah merasa "benar-benar terbuka atau didukung oleh administrator saat mengajar di sekolah umum dan ingin yang berubah. Dia ingin siswa LGBT dan guru untuk dapat secara terbuka mendiskusikan siapa mereka dalam lingkungan sekolah tanpa takut.
Zsilavetz menjelaskan dalam masa pendidikan sekolah tersebut akan mencontoh sekolah Milk Harvey di New York City dan pusat pendidikan lainnya di seluruh negeri yang dirancang untuk, namun tidak terbatas pada, pemuda LGBT.
"Saya pikir sekarang apa yang banyak (LGBT) siswa hadapi adalah pendidikan terpisah tapi sama di sekolah-sekolah umum," kata Zsilavetz.
Bob Bagley, ketua Komite Urusan Publik Georgia Baptist Mission Board, tampak bingung dengan konsep baru itu, dia menganggap langkah tersebut menjadi langkah mundur bagi mereka yang mendukung gaya hidup LGBT.
“Sepertinya saya bahwa setelah bertahun-tahun berusaha untuk dapat diterima oleh masyarakat, bahwa ini adalah perubahan arah dalam upaya komunitas LGBT untuk menjadi bagian dari arus utama Amerika," kata Bagley.
“Anak-anak dari lingkungan pendidikan yang biasa, akan mengisolasi mereka,” kata dia.
Bagley kemudian mempertanyakan bila kelas tersebut benar-benar terwujud apa keuntungan sekolah tersebut, dan bagaimana pengaruh ke anak-anak yang telah bertahun-tahun berada di lingkungan seperti itu.
Bila memisahkan anak LGBT dari pendidikan publik adalah salah satu keprihatinan, pertanyaan tersebut mendasari Bagley agar anak mulai usia TK atau awal sekolah dasar memiliki kesadaran orientasi seksual masing-masing.
“Dan itu tidak bisa tugas dari sekolah saja,” kata Bagley. (bpnews.net)
Ikuti berita kami di Facebook
Editor : Bayu Probo
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...