Sekolah Tidak Bayar Buku Kurikulum 2013, Dana BOS Diblokir
KARAWANG, SATUHARAPAN.COM – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mengancam akan memblokir dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bagi sekolah yang tidak membayar buku Kurikulum 2013.
Sekretaris Dirjen Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Thamrin Tasman, mengatakan pihaknya sudah mewanti-wanti sekolah untuk segera membayar begitu buku tiba.
"Kita berharap setelah buku pertama dikirim, maka pembayaran buku segera diselesaikan," kata Thamrin seusai pengiriman pertama buku Kurikulum 2013 di Cibitung, Karawang, Jawa Barat, Rabu (18/6).
Dana untuk pembayaran buku Kurikulum 2013 ini menggunakan dana BOS yang diberikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kepada sekolah.
"Untuk BOS Buku, paling telat minggu depan sudah ditransfer," jelasThamrin.
Thamrin menyebutkan pembayaran buku kurikulum itu bisa dilakukan dengan tiga cara yakni ke pihak percetakan yang dekat dengan sekolah, atau menagih langsung pembayaran. Sedangkan bagi sekolah yang bukunya diantar PT Pos Indonesia, pembayarannya bisa dititipkan ke PT Pos Indonesia. "Terakhir, sekolah bisa langsung transfer ke rekening percetakan," kata Thamrin.
Pemerintah merencanakan Kurikulum 2013 akan diterapkan secara menyeluruh untuk seluruh tingkatan dari SD, SMP, dan SMA pada tahun ajaran 2014/2015 ini. Jumlah keseluruhan buku mata pelajaran yang dicetak untuk seluruh Indonesia sebanyak 243 juta eksemplar.
“Mekanisme pemesananan buku Kurikulum 2013 itu yakni sekolah melakukan pemesanan buku langsung melalui e-katalog. Kemudian percetakan akan mengirim langsung ke sekolah, yang kemudian dibayar melalui dana BOS,” katanya.
Buku-buku itu diserahkan ke siswa tanpa pungutan sepeser pun. Pengiriman pertama buku pelajaran Kurikulum 2013 dimulai pada hari Rabu ke sejumlah wilayah di Jakarta dan Jawa Barat.
Sebelumnya, Mendikbud Mohammad Nuh telah melarang adanya pungutan dan akan memberi sanksi tegas jika ada sekolah yang melakukan pungutan terkait pengedaran buku Kurikulum 2013 itu. Mendikbud menegaskan buku-buku itu sudah dianggarkan melalui dana BOS, dan harus diserahkan ke siswa tanpa pungutan sepeser pun.
"Haram hukumnya, buku yang sudah diterima tidak dibayar. Kalau ada yang seperti itu, Kemdikbud minta data sekolah kabupaten/kota yang tidak bayar. Kemdikbud akan memblokir dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)," ancam Mendikbud saat itu.
Buku Kurikulum 2013: Buku Termurah di Dunia
Sementara itu manajer PT Intermasa Imron Rosadi menyatakan buku kurikulum 2013 yang dicetak perusahaannya merupakan buku termurah di dunia.
"Mana ada buku dengan tebal 221 halaman, kertas HVS, dan berwarna dengan harga 6 ribu rupiah, 7 ribu rupiah, dan 8 ribu rupiah," ujar Imron saat pelepasan distribusi buku kurikulum 2013 di Cibitung, Bekasi, Jawa Barat, pada Rabu (18/6).
PT Intermasa bersama sembilan perusahaan lainnya yakni Ghalia Indonesia Printing, Golden Web, Malta Offset and Digital Printing, Nusa Agung, Pos Logistic, DOR, Rosda, CV Thursina, dan Sinar Baru Algensindo memenangkan tender percetakan dan pengiriman buku kurikulum 2013.
Buku yang dicetak perusahaan gabungan itu adalah buku mata pelajaran untuk tingkat SMP, SMA, dan SMK. Buku-buku tersebut dikirim langsung ke sekolah sesuai dengan banyaknya pesanan. "Setelah sampai, baru kemudian sekolah membayar buku tersebut," ungkap Imron.
Pengiriman pertama buku kurikulum 2013 dikirim ke sejumlah daerah di Jakarta. Total buku yang akan dikirim sebanyak 1,6 juta eksemplar. "Kami memenangkan tender 20 paket buku di 20 wilayah. Buku yang akan dicetak sebanyak 18 juta buku," kata Imron. (setkab.go.id)
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...