Seksualitas Terkait Erat Keadilan dan Martabat Manusia

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Isu seksualitas selama ini hanya menjadi urusan di tempat tidur. Biasanya hal itu dibicarakan sambil bisik-bisik. Jarang sekali seksualitas didiskusikan secara ilmiah sebab akan ada serangan dari teman-teman yang kurang mengerti urgensi isu seksual masa kini.

Ihwal tersebut disampaikan oleh Pendeta Steve Suleeman, Th. M., dosen Sekolah Tinggi Theologi Jakarta, saat menjadi moderator dalam bedah buku Mengupas Seksualitas karya Musdah Mulia, di Megawati Institue Jakarta, Rabu (15/4).

Namun ternyata, ia menambahkan bahwa isu seksualitas berkaitan erat dengan isu keadilan dan martabat manusia. “Tidak mudah memulai sesuatu yang baru dan mendobrak pemikiran lama yang cenderung memandang seksualitas hanya masalah tempat tidur,” ujarnya.

Pendeta Steve juga mengingatkan, saat ini masyarakat ditantang oleh berbagai pertanyaan tentang kehadiran orang-orang yang tidak bisa dikategorikan sebagai laki-laki atau perempuan, ataupun laki-laki yang harus menikah dengan perempuan.

Kegelisahan tersebut dirasakan oleh Musdah Mulia, perempuan muslim penerima penghargaan International Woman of Courage mewakili Asia Pasifik dari Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Condoleeza Rice. Ia menyusun buku Mengupas Seksualitas untuk menjawab pertanyaan istilah seks, interseks, gender, transgender, dan pemahaman tentang seks dan seksualitas.

Buku tersebut berpihak pada perempuan dan kaum minoritas dalam kerangka feminisme dan pendekatan Islam yang humanis. Ia juga mengupas konsep memanusiakan penderita HIV/AIDS yang kerap dimarginalkan masyarakat.

Untuk itulah, diskusi ini menghadirkan sejumlah narasumber, seperti Frenia Nababan dari Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), Irwan Hidayana dari Pusat Kajian Gender dan Seksualitas Universitas Indonesia, dan Baby Jim Aditya aktivis HIV/AIDS di Indonesia.

Editor : Bayu Probo