Sekum WCC Hadiri Pemakaman Mandela
JOHANNESBURG, SATUHARAPAN.COM – Sekretaris Umum (Sekum) Dewan Gereja Dunia (WCC), Pdt. Dr Olav Fykse Tveit, tiba di Johannesburg, Afrika Selatan, Senin (9/12) pagi, untuk menghadiri acara pemakaman Nelson Mandela yang meninggal pada Kamis (5/12). Pada hari yang sama, Uskup Desmond Tutu dalam upacara penghormatan kepada Mendela sekali lagi mengungkapkan kekagumannya.
Senin (9/12) sore, Tveit mengunjungi rumah Mandela di Houghton. Di sana, ia akan menaruh bunga mawar dan mengucapkan rasa belasungkawa kepada keluarga Mandela. Setelah itu, ia akan memimpin ibadah dengan keluarga Mandela. Ibadah tersebut juga melibatkan seluruh pemimpin gereja di Afrika Selatan.
Pada Selasa (10/12), Tveit akan menghadiri ibadah pemakaman untuk Mandela yang akan diselenggarakan di First Bank Stadium dekat Johannesburg. Sekitar 100 orang kepala negara akan menghadiri acara tersebut.
“Sangat penting sekali bagi WCC hadir di Afrika Selatan pada saat warga Afrika Selatan dan kita semua kehilangan pemimpin yang hebat dalam memperjuangkan keadilan dan perdamaian di zaman kita,” kata Tveit.
“Bagi gereja ini adalah waktu yang tepat untuk mengenali hubungan jangka panjang bahwa WCC mendukung Mandela selama perjuangan melawan apartheid dan masa depan gereja yang saat ini kita kembangkan untuk memperoleh inspirasi dari teladannya dalam memperjuangkan kesetaraan, rekonsiliasi, keadilan dan perdamaian,” kata Tveit.
Mandela mengunjungi kantor WCC pada Juni 1990, beberapa bulan setelah keluar dari penjara dan pada Desember 1998 saat berpidato di Sidang WCC ke-8 di Harare, Zimbabwe.
Tveit akan ikut serta dalam ibadah lintas agama di Pretoria, Rabu (11/12). Jenazah Mandela akan disemayamkan selama tiga hari ke depan. Tveit akan kembali ke kantor WCC di Jenewa pada hari Kamis dan mempersiapkan upacara peringatan bagi Mandela di Ecumenical Centre pada Senin (16/12) mendatang.
Desmond Tutu: Mandela Bagai Penyihir
Nelson Mandela seperti “penyihir” yang mempersatukan negara yang berada di ambang perang, kata peraih Nobel asal Afrika Selatan, Desmond Tutu, Senin.
“Semua orang mengatakan kita akan hancur,” kata mantan uskup agung itu dalam upacara memorial Mandela di Johannesburg.
“Ia benar-benar seperti penyihir dengan tongkat sihir, mengubah kita menjadi orang-orang dengan berbagai ras yang luar biasa.” “Ulat yang menjijikkan ini, Afrika Selatan, yang dulu menjadi paria dunia, ia ubah menjadi kupu-kupu yang indah.”
“Itulah yang kita rayakan,” tegas Tutu di hadapan ratusan pelayat dari bebagai ras yang memadati upacara itu. Tutu menuturkan dunia tidak harus meratapi kematian kawan lamanya, melainkan merayakan kehidupan dan teladannya.
“Ia keluar dari masa ujian berat dipenuhi penderitaan dan diperlakukan tidak manusiawi, memecahkan batu, menjahit tas kantor pos, bekerja di tambang,” selama 27 tahun ditahan di bawah hukum rasis rezim apartheid.
“Namun bukannya dipenuhi kebencian dan nafsu untuk membalas dendam, (ia menjadi) seorang pendukung rekonsiliasi...dan pemaafan.” (oikumene.org /AFP)
Editor : Bayu Probo
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...