Seleksi Promosi Degradasi Catur Lebih Utamakan Kemampuan Pecatur
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Hendry Jamal, pengurus harian Percasi (Persatuan Catur Seluruh Indonesia) DKI Jakarta mengatakan pada Kamis (9/1) kepada satuharapan.com di Gedung KONI Jakarta (Wisma Catur Frederik Sumanti) bahwa seleksi promosi degradasi yang diadakan kali ini tidak dibuat berdasar pengelompokan usia, tetapi lebih kepada kemampuan bermain si pecatur.
Hendry mengatakan ada yang unik dalam cabang olahraga catur, yakni tidak terpatok kepada ketatnya batasan usia seorang pecatur dalam mengikuti pelatihan pemusatan daerah (pelatda), tetapi lebih kepada kemampuan si pecatur.
“Kalau di KONI DKI Jakarta ini (mayoritas pelatda cabang olahraga) dibagi dalam dua lapis pelatda, lapis satu dan lapis dua, kalau lapis dua (usia) junior, dan lapis satu (usia) senior,” katanya.
Hendry mengatakan ada yang sedikit berbeda dengan olahraga catur karena lebih mengutamakan skill si pecatur walau usianya masih sangat muda.
“Di Pelatda Catur DKI Jakarta saat ini banyak anak-anak usia 15 tahun yang masuk pelatda satu (usia senior). Dan itu berdasarkan elo rating yang diperoleh pecatur tersebut. Jadi kalau ada anak usia 14 tahun sudah meraih gelar Grand Master (elo rating di atas 2500), dia langsung masuk pelatda satu, padahal usianya pelatda dua,” lanjut Hendry.
Akan tetapi apabila seorang pecatur berusia di atas 18 tahun mengikuti promosi dan mengalami degradasi kalah, maka tidak dapat dikategorikan ke pelatda satu atau pun pelatda dua, karena usia tidak mencukupi lagi.
“Jadi misalkan ada seorang pecatur berusia 26 tahun kalah dari anak usia 16 tahun, maka si pecatur usia 26 tahun ikut seleksi promosi degradasi ini dia kalah tersisih dan tidak dapat mengikuti seleksi promosi degradasi lagi pada tahun berikutnya, sementara kalau situasi sebaliknya si anak 16 tahun yang kalah maka dia masih dapat dimasukkan ke pelatda 2,” lanjut Hendry.
Pemantauan Ritme Permainan
Seleksi Promosi Degradasi pada cabang olahraga catur ini, dan cabang olahraga lainnya di bawah naungan KONI DKI Jakarta dilakukan untuk menjaga ritme permainan pecatur, sekaligus guna mempersiapkan jelang PON 2016 di Jawa Barat.
“Jadi, di sini kita ada kontinutitas pemantauan permainan si pecatur secara terus-menerus,” kata Hendry.
Guna menentukan tiga atlet putra dan dua atlet putri yang lolos promosi degradasi, Percasi Jakarta menggunakan nilai rata-rata hasil dari pertandingan masing-masing pecatur yang diperoleh dari catur cepat, catur kilat, dan catur standar selama seleksi promosi degradasi pelatda ini.
“Perhitungannya adalah dari catur cepat, standar, dan kilat ini siapa yang meraih nilai paling tinggi diakumulasi semua kemudian dibuat nilai rata-rata,” tutup Hendry.
Percaja menggunakan beberapa tahapan waktu yang berbeda, karena ada nomor-nomor catur yang berbeda-beda yang dipertandingkan. Percaja sebelumnya telah menyelenggarakan seleksi promosi degradasi untuk nomor catur cepat di tempat yang sama pada Jumat (3/1) hingga Minggu (5/1) silam.
Sedangkan seleksi untuk nomor catur kilat akan digelar pada Sabtu (11/1) hingga Minggu (12/1) mendatang, mulai pukul 13:00 tepat hingga selesai.
Sedangkan untuk seleksi promosi degradasi catur standar akan digelar pada Jumat (17/1) mulai pukul 15:00 hingga selesai, hingga Minggu (19/1), mulai pukul 09:30 pagi hingga selesai. Catur standar masih diteruskan lagi pada Sabtu (1/2) dan Minggu (2/2) mendatang, masing-masing dimulai pukul 13:00 hingga selesai.
Dari hasil Catur Cepat Putra yang digelar pada Jumat (3/1) hingga Minggu (5/1) silam, Masruri Rahman meraih peringkat pertama dengan nilai 15, sementara Putu Aditya Wiradarma berada pada posisi ke-14 (terakhir) dengan nilai 1.
Sementara dari hasil catur cepat putri yang digelar pada hari yang sama Ummi Fisabillillah meraih 15 poin, sementara Aulia Rohmah berada di peringkat keenam atau posisi terakhir dengan dua poin.
Editor : Sotyati
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...