Selendang Nias untuk Peserta Sidang Raya XVI PGI
MEDAN, SATUHARAPAN.COM – Panitia penyambutan Sidang Raya XVI Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) membuat satu ruang tunggu khusus yang menggambarkan budaya Nias. Ruang Tunggu Khusus ini ada di Bandar Udara (Bandara) Kuala Namu, Medan, Sumatera Utara, dan satu lagi ada di Bandara Binaka, Gunung Sitoli, Kepulauan Nias.
Seperti dikatakan salah satu panitia penyambutan, Penyabar Nakhe, kepada satuharapan.com pada Rabu (5/11). “Kasih tau teman-teman dari PGI jangan biarkan mereka tunggu di luar begitu saja, nantinya kan teman-teman seluruh Indonesia harus tahu,” kata Nakhe.
Nakhe tidak sendirian tetapi dia dengan beberapa orang panitia memberikan beberapa makanan kecil saat para peserta tiba. seperti kue pastel, dan keripik pisang.
Dalam ruang tunggu tersebut didendangkan beberapa lagu khas Nias, seperti dikemukakan Turunan Gulo, salah satu panitia penyambutan yang lain
Nakhe tidak hanya menyambut satu tamu, tetapi semua tamu yang akan datang hingga ke arena Sidang Raya XVI PGI yang akan berlangsung mulai Selasa (11/11) hingga Senin (17/11) mendatang di Gunungsitoli, Nias. Seluruh peserta yang akan tiba di Gunungsitoli harus melalui Banda Kuala Namu, Medan.
Saat tiba di Gunungsitoli, panitia lokal telah melakukan penyambutan serupa dengan iringan gendang tradisional Nias, dan pengalungan selendang khusus sidang Raya berwarna-warni merah, kuning, dan hitam.
Salah satu panitia penyambutan di Gunungsitoli, Yohan, mengatakan kepada satuharapan.com, bahwa selendang khusus berornamen warna-warni menggambarkan beberapa hal yang menjadi ciri khas Nias.
Tameng berwarna hitam, menggambarkan orang Nias tidak takut menghadapi penantang atau siap bertarung mempertahankan daerah. Mahkota berwarna merah menggambarkan sikap yang ditunjukkan seorang ksatria yang bertarung tanpa rasa takut.
Editor : Bayu Probo
Penyakit Pneumonia Terus Menjadi Ancaman bagi Anak-anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, pneumonia ser...