Semarang akan Masukkan Kirab Budaya Kelenteng Tay Kak Sie
SEMARANG, SATUHARAPAN.COM - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menjelaskan bahwa kirab budaya yang digelar Kelenteng Tay Kak Sie Semarang menyambut kedatangan Kimsin Ys Poo Seng Tay Tee (Dewa Obat) bisa masuk kalender wisata Kota Atlas ini.
"Ini ritual terkait kedatangan Dewa Pengobatan ke Kota Semarang yang ke-163 tahun," kata Ita, sapaan akrab Hevearita, di sela menghadiri kirab budaya menyambut Kimsin Ys Poo Seng Tay Tee ke-163, di Semarang, Jawa Tengah, Minggu (18/6).
Dia menuturkan, dahulu terjadi wabah penyakit di Kota Semarang, sehingga masyarakat keturunan Tionghoa di Semarang meminta bantuan kepada leluhurnya di Tiongkok, dan dikirimkanlah arca Poo Seng Tay Tee atau Dewa Obat.
Setelah arca tersebut tiba, masyarakat keturunan Tionghoa di Kota Semarang langsung menggelar kirab terhadap arca tersebut dan wabah penyakit berangsur hilang sehingga setiap tahun digelar kirab tersebut.
Menurut dia, kirab budaya tersebut merupakan perwujudan sikap toleransi dan saling mendukung antaragama dan golongan yang sudah menjadi karakteristik masyarakat Kota Semarang.
"Tradisi ini menggambarkan bentuk toleransi, bentuk keberagaman, bentuk kerukunan umat yang menjadi satu, ada di Klenteng Besar Tay Kak Sie yang tentu ini menunjukkan bagaimana kota Semarang menjadi salah satu dari 10 kota toleransi Indonesia," katanya pula.
Namun, wali kota perempuan pertama di Ibu Kota Jawa Tengah tersebut menilai bahwa kirab budaya ini tidak sekadar meneruskan tradisi belaka, tetapi juga sebagai atraksi budaya potensial yang menjadi magnet bagi wisatawan.
Terlebih, kata dia, kirab budaya dengan membawa Kimsin YS Poo Seng Tay Tee menuju Pantai Marina dan mengelilingi Kota Semarang ini rutin setiap penanggalan Imlek 1 bulan 5, sehingga dapat dimasukkan ke dalam kalender wisata Kota Atlas.
Dengan menjadi agenda wisata yang menggaet banyak wisatawan tentunya bisa membantu meningkatkan perekonomian daerah, terutama dari sektor pariwisata yang semakin berkembang.
Selain kirab, beberapa hari sebelumnya juga telah dilaksanakan pengobatan gratis untuk 500 warga masyarakat sebagai bagian dari rangkaian acara kirab budaya tersebut oleh Kelenteng Tay Kak Sie.
Pelayanan pengobatan modern, pengobatan tradisional China atau shin shee, hingga pijat refleksi disediakan, termasuk tak ketinggalan donor darah dari PMI yang sudah digelar pada Sabtu (17/6) kemarin.
"Terima kasih kepada masyarakat yang terlibat, khususnya seluruh pengurus Yayasan dan Klenteng Tay Kak Sie yang masih mau melestarikan budaya ini. Bagi generasi-generasi muda nanti setelah ini juga harus melestarikan," katanya pula.
AS Memveto Resolusi PBB Yang Menuntut Gencatan Senjata di Ga...
PBB, SATUHARAPAN.COM-Amerika Serikat pada hari Rabu (20/11) memveto resolusi Dewan Keamanan PBB (Per...